Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Gubernur Kherson Vladimir Saldo mengatakan bahwa sekitar 1.500 orang telah dievakuasi dari permukiman yang terendam banjir di wilayah Kherson setelah bendungan Kakhovka di Ukraina jebol.
Dia menyatakan bahwa sampai saat ini sebanyak 48 fasilitas akomodasi sementara telah dikerahkan untuk 2.700 orang.
"Sampai sekarang, total 1.500 orang telah dievakuasi, 48 fasilitas akomodasi sementara untuk 2.700 orang telah dikerahkan. Spesialis dan kendaraan khusus Kementerian Situasi Darurat Rusia membantu Wilayah Kherson," katanya di Telegram, seperti dilansir dari TASS, pada Kamis (8/6/2023).
Saldo mengatakan bahwa penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka dianggap sebagai keadaan darurat regional.
"Pemerintah daerah, kementerian dan lembaga terkait, administrasi kabupaten yang terkena dampak, penyelamat dan militer bekerja untuk menghilangkan akibat bencana," lanjutnya.
Menurutnya, hingga saat ini tidak ada korban sipil yang dilaporkan akibat jebolnya bendungan Kakhovka yang menyebabkan banjir tersebut.
Baca Juga
"Kami telah melewati jam-jam tersulit. Situasi di zona banjir terkendali, sejauh ini belum ada laporan tentang korban sipil," tambahnya.
Pejabat Gubernur itu menetapkan total 35 permukiman di distrik kota Novaya Kakhovka, distrik kota Golaya Pristan dan Alyoshkino terendam banjir.
Sebelumnya, serangan rudal diklaim terjadi di bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka, menghancurkan gerbang dan menyebabkan pelepasan air yang tidak terkendali, pada Selasa (6/6/2023) malam.
Jebolnya bendungan membuat ketinggian air naik hingga 12 meter di Novaya Kakhovka, dan saat ini sedang surut.
Kehancuran bendungan menyebabkan kerusakan serius pada ekologi, menghanyutkan lahan pertanian di sepanjang Sungai Dnieper, kanal Krimea utara berisiko menjadi dangkal.
Sementara itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut serangan di bendungan itu sebagai sabotase yang disengaja oleh Ukraina. Dia menyatakan bahwa rezim Kyiv harus bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan.