Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pejabat kereta api mengatakan bahwa penyebab kecelakaan kereta di India karena kesalahan dalam sistem persinyalan elektronik yang membuatnya salah jalur.
Kecelakaan kereta api di India timur tersebut sedikitnya telah menewaskan 275 orang dan melukai lebih dari 800 orang, seperti dilansir Aljazeera, pada Senin (5/6/2023).
Meskipun begitu, masih ada kebingungan tentang urutan pasti peristiwa yang menyebabkan bencana kereta api terburuk dalam beberapa dekade di distrik Balasore negara bagian Odisha pada Jumat (2/5/2023).
Seorang pejabat senior perkeretaaapian Jaya Verma Sinha mengatakan bahwa penyelidikan awal mengungkap bahwa sebuah sinyal diberikan kepada Coromandel Express berkecepatan tinggi untuk berjalan di jalur utama, tetapi kemudian berubah.
Kereta tersebut berubah arah dan memasuki jalur melingkar yang berdekatan di mana kereta itu menabrak kereta barang yang sarat dengan bijih besi.
Dia menjelaskan bahwa tabrakan itu membalikkan gerbong Coromandel Express ke jalur lain, menyebabkan Yesvantpur-Howrah Superfast Express yang masuk dari sisi berlawanan terbanting ke reruntuhan dan tergelincir.
Baca Juga
Sinha menyatakan bahwa kereta penumpang yang membawa 2.296 orang itu tidak melaju kencang. Kereta yang membawa barang itu sering diparkir di jalur lingkar yang berdekatan, sehingga jalur utama aman untuk dilewati kereta penumpang.
Dia mengatakan bahwa akar penyebab kecelakaan itu terkait dengan kesalahan dalam sistem pensinyalan elektronik.
Lebih lanjut, dia mengatakan penyelidikan terperinci akan mengungkapkan kesalahan dari sistem kereta api itu, kesalahan manusia atau teknis.
Akan tetapi, Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw mengindikasikan bahwa kesalahan manusia mungkin terjadi, seperti yang disampaikan pada Minggu (4/5/2023).
"Kami telah mengidentifikasi penyebab kecelakaan dan orang yang bertanggung jawab untuk itu, tetapi tidak tepatu untuk memberikan rincian sebelum laporan penyelidikan akhir dirilis," ujarnya.
Sistem interlocking elektronik adalah mekanisme keselamatan yang dirancang untuk mencegah pergerakan yang saling bertentangan antar kereta.
Adapun ini juga memantau status sinyal yang memberi tahu pengemudi seberapa dekat posisinya dengan kereta berikutnya, seberapa cepat bisa pergi, dan keberadaan kereta stasioner di lintasan.