Bisnis.com, JAKARTA - Pihak berwenang India pada Minggu (4/6/2033), menyudahi operasi evakuasi korban kecelakaan kereta api, yang menewaskan sedikitnya 275 orang.
"Sekarang operasi penyelamatan selesai," ujar kepala sekretaris negara bagian timur Odisha, Pradeep Jena dilansir dari CNA, Senin (5/6/2023).
Lebih dari 900 orang telah dipulangkan dari rumah sakit, sedangkan 260 masih dirawat, dengan satu pasien dalam kondisi kritis, kata pemerintah negara bagian Odisha dalam pembaruan informasi, Minggu malam.
Kereta Api India yang dikelola negara, mengangkut lebih dari 13 juta orang setiap hari. Catatan keamanan moda transportasi ini tidak stabil dan diduga penyebabnya adalah infrastruktur yang menua.
Perdana Menteri Narendra Modi, yang menghadapi pemilihan umum tahun depan, mengunjungi tempat kejadian pada Sabtu untuk berbicara dengan petugas penyelamat, memeriksa reruntuhan dan menemui beberapa korban luka.
"Mereka yang dinyatakan bersalah akan dihukum berat," kata Modi.
Baca Juga
Investigasi awal menunjukkan Coromandel Express, menuju Chennai dari Kolkata, keluar dari jalur utama dan memasuki jalur melingkar, jalur samping yang digunakan untuk memarkir kereta dengan kecepatan 128 km/jam. Hal itu disampaikan oleh salah satu pejabat kementerian perkeratapian Varma Sinha.
Kereta itu, sambung Sinha, kemudian menabrak kereta barang yang diparkir di jalur melingkar. Tabrakan itu menyebabkan mesin dan empat atau lima gerbong pertama dari Coromandel Express melompati rel terguling dan menabrak dua gerbong terakhir dari kereta Yeshwantpur-Howrah yang mengarah ke arah berlawanan dengan kecepatan 126 kp/jam di jalur utama kedua.
Pengemudi kedua kereta penumpang itu selamat dan hanya memgalami luka-luka.
"Penyelidikan sekarang difokuskan pada sistem manajemen jalur yang dikendalikan komputer, yang disebut "sistem interlocking", yang mengarahkan kereta ke jalur kosong di titik pertemuan dua jalur,' ujar Sinha.
Sistem tersebut diduga tidak berfungsi dan seharusnya tidak memungkinkan Coromandel Express mengambil jalur melingkar.