Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperkirakan Swedia akan "segera" bergabung dengan NATO.
Hal itu disampaikan Biden saat berbicara pada Kamis (1/6/2023) di Akademi Angkatan Udara AS.
Dia mengisyaratkan kemungkinan kesepakatan untuk mengatasi penentangan Turki untuk mengakui negara Nordik itu bergabung dengan NATO.
Melansir Reuters, Biden, dalam pidato pembukaan yang mengibarkan bendera di Colorado Springs, Colorado, memperingatkan para lulusan bahwa mereka akan memasuki layanan di dunia yang semakin tidak stabil, mengutip tantangan dari Rusia dan China.
Pada hari Senin (29/5/2023), Biden berbicara dengan Recep Tayyip Erdogan untuk memberi selamat kepadanya atas terpilihnya kembali sebagai Presiden Turki.
Biden mengatakan kepada wartawan bahwa Erdogan mengulangi keinginan Ankara untuk membeli jet tempur F-16 dari AS, sementara Biden mendesak Ankara untuk tidak keberatan Swedia bergabung dengan NATO.
Baca Juga
Dalam pidato pembukaannya, Biden mengatakan NATO lebih kuat terlepas dari upaya Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memecahkan aliansi tersebut dengan invasinya ke Ukraina. Ini didukung lebih lanjut, katanya, dengan pengakuan Finlandia baru-baru ini, "dan segera, Swedia."
"Itu akan terjadi, saya berjanji kepada Anda," katanya, tetapi tidak memberikan rincian.
Biden mengatakan dia akan segera berbicara dengan Erdogan lagi.
Pada hari Selasa (30/5/2023), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Turki untuk segera menyelesaikan aksesi Swedia ke NATO, mengatakan negara itu telah mengambil langkah signifikan untuk mengatasi keberatan Ankara atas keanggotaannya.
Gedung Putih membantah bahwa Biden sedang mengejar kesepakatan dengan Turki untuk mengangkat oposisinya dengan imbalan F16.
Biden menjelaskan bahwa AS tidak akan mundur dari tantangan yang ditimbulkan oleh China di tengah ketegangan yang mendalam dalam hubungan tersebut.
"Amerika Serikat tidak mencari konflik atau konfrontasi dengan China. China dan Amerika Serikat harus bisa bekerja sama di mana kita bisa menyelesaikan beberapa tantangan global, seperti iklim," katanya.
"Tapi kami siap menghadapi persaingan yang kuat," katanya, seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat akan membela kepentingannya dan kepentingan mitranya.