Bisnis.com, JAKARTA - Elon Musk secara mendadak tiba di Beijing, China, pada hari Selasa (30/5). Hal ini membuat publik menjadi heboh.
Pasalnya, kunjungan ini adalah pertama kalinya Musk menginjakkan kaki di Negeri Tiongkok dalam 3 tahun terakhir.
Dengan menggunakan jet pribadinya, Gulfstream G650ER 2015, Elon Musk memang terlihat meninggalkan Alaska pada Selasa pagi kemudian melewati ruang udara Jepang dan Korea Selatan.
Melansir dari Independent UK, kunjungan berisiko tinggi tersebut. CEO Tesla dinilai memiliki niat untuk mengunjungi pabrik Tesla di Shanghai dan mengadakan pertemuan dengan sejumlah pejabat senior China.
Dikabarkan, Elon Musk pertama-tama bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, sosok yang menyatakan situasi politik AS dan China tengah bersitegang.
Dalam suasana yang agak candaan, Qin Gang mengatakan menggunakan sebuah metafora, di mana kedua belah pihak sebaiknya "menghindari mengemudi berbahaya", yang dapat diartikan sebagai himbauan untuk menghindari tindakan atau pernyataan yang dapat memperburuk hubungan bilateral.
Baca Juga
Pernyataan ini menunjukkan bahwa ada keinginan dari pihak China untuk menjaga hubungan yang saling menguntungkan antara China dan Tesla dan menghindari konflik yang tidak perlu.
"Kita harus menginjak rem tepat waktu, menghindari cara mengemudi yang berbahaya dan terampil menggunakan akselerator untuk mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan," kata Qin.
Melansir dari Reuters, saat ini, China memang berkomitmen untuk terus membuka diri secara ekonomi, menciptakan lingkungan bisnis yang berorientasi pasar, mengikuti hukum, dan internasional.
Negara tersebut melihat adanya perkembangannya sebagai peluang bagi dunia dan percaya bahwa pasar mobil listrik di negara ini memiliki potensi pengembangan yang luas.
Tesla sebagai perusahaan mobil listrik pun mengakui potensi pasar China dan telah mengajukan permohonan untuk memperluas fasilitas produksinya di Shanghai.
Namun, Elon Musk mengindikasikan bahwa ada kendala dalam ekspansi mereka di China, tetapi ini bukan masalah permintaan pasar.
Pada Maret lalu, Reuters melaporkan bahwa Musk berencana mengunjungi China dan akan bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang.
Musk mengunjungi China di tengah kompetisi pasar mobil listrik China yang makin ketat dan ketidakpastian soal rencana ekspansi pabrik Tesla di Shanghai.
Para analis berspekulasi bahwa Elon Musk mungkin juga ingin menggunakan kunjungannya untuk membahas teknologi self-driving Tesla, yang telah lama diusahakan oleh produsen mobil listrik ini untuk diperkenalkan di China.
China sendiri menjadi pasar terbesar kedua Tesla setelah Amerika Serikat. Pabriknya di Shanghai adalah pusat produksi terbesar pembuat mobil listrik tersebut.
Tesla belum memberikan pembaruan apa pun tentang rencananya untuk meningkatkan produksi sebanyak 450.000 kendaraan per tahun di pabriknya di Shanghai, meskipun dikatakan pada bulan April akan membangun pabrik di Shanghai untuk memproduksi produk penyimpanan energi Megapack.
Sebelum perjalanan ini, bos SpaceX juga memberikan pujian terhadap program antariksa China, menyebutnya "lebih maju daripada yang kebanyakan orang sadari".