Bisnis.com, SOLO - Sepanjang 2023 sudah ada dua kabar viral yang berkaitan dengan dunia perguruan tinggi. Pertama adalah kampus abal-abal di Bogor dan yang terbaru tutupnya dua kampus di Sumbar.
Seperti diketahui, dua kampus di Sumbar terpaksa ditutup Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah (LLDIKTI) wilayah X.
Alasan LLDIKTI menutup dua perguruan tinggi tersebut adalah karena kuantitas mahasiswa yang dianggap kurang memenuhi untuk disebut sebagai kampus.
Selain itu, dua perguruan tinggi tersebut dinyatakan tidak menjalankan dengan baik peran tridharma perguruan tinggi.
Kepala Bagian Umum LLDIKTI Wilayah X Rahmi mengatakan dua perguruan tinggi yang tutup tersebut yakni Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Padang dan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Padang.
Nantinya, mahasiswa dari dua kampus tersebut akan dipindahkan ke perguruan tinggi yang legal.
Baca Juga
"Dua perguruan tinggi itu jumlah mahasiswanya tidak baik, sekitar puluhan saja. Untuk mahasiswanya dipindahkan ke perguruan tinggi yang legal," katanya, Senin (29/5/2023). Dia menjelaskan usia dua perguruan tinggi itu tergolong lama dan bukan perguruan tinggi yang baru berdiri. Tidak berjalan dengan baiknya itu, karena adanya persoalan internal yakni dari pihak yayasan.
Kisah sebelumnya
Sejak awal tahun 2023, Indonesia sudah dibuat terkejut dengan masalah dunia perkuliahan. Sebelum ini, sempat viral kampus bodong yang ada di wilayah Tangerang.
Viralnya wacana kampus bodong tersebut kali pertama dikeluhkan oleh Theanaa di Twitter yang kemudian dijelaskan secara lebih rinci melalui akun Youtube Theanaa.
Menurut keterangan baik di Twitter dan YouTube, mulanya Theanaa menyebut jika kampus bodong itu adalah cabang dari UNTARA atau UNTARA Mekarsari.
Namun, ia juga tidak yakin apakah kamps tersebut benar-benar cabang dari UNTARA atau bukan.
"Status kampus mekarsari ini pun tidak jelas apakah kampus ini benar-benar kampus cabang dari Universitas Tangerang Raya atau bukan,karena selagi masih Universitas Tangerang Raya dikampus kami sempat mau bergabung dengan Universitas Kepejuangan 45," kata Theanna.
Theanaa mengaku bahwa sebelumnya dia tak pernah curiga dengan kampusnya tersebut, sebab kamus ini juga memiliki fasilitas bak kampus pada umumnya.
“Awalnya saya tidak curiga. Karena saya dapat rekomendasi dari keluarga. Saya waktu itu dikasih brosur UNTARA pusat. Di situ lengkap tertera gedungnya, dosen-dosennya, mata kuliahnya, dan lain-lain,” beber Theana.
“Waktu Januari (kemungkinan Januari 2022, red) saya juga hadir dalam peresmian kampung cabangnya yang di Mekarsari,” imbuhnya.
Meski demikian, Theanaa menyadari jika kampusnya tersebut terlalu bergantung pada pusat. Bahkan sampai dosen-dosennya saja berasal dari pusat.
“Pengalaman kuliah di sana masih jelas sampai Semester 1. Kuliahnya online dari pusat, dosen-dosennya juga dari pusat,” kata Theanaa lagi.
Keanehan terjadi setelah pada semester 2, ia dan teman-temannya tidak mendapatkan pembelajaran sama sekali.
“Di semester 2 saya sama sekali tidak mendapatkan materi pembelajaran. Padahal teman-teman saya yang di pusat sudah dapat materi pembelajaran,” ujar Theanaa.
“Sampai di kampus pusat, kami ketemu dengan dosen-dosen di sana. Dosen pusat bilang di kampus pusat tidak ada mahasiswa jurusan Bahasa Inggris yang membuat mereka tidak memberikan materi pembelajaran Bahasa Inggris ke kampus cabang (Mekarsari),” ia menambahkan.
Hak jawab UNTARA
Di sisi lain, Rektor Universitas Tangerang Raya (Untara) Dr.Abdul Gani Sidqi, SE, M.Si telah menegaskan jika UNTARA bukan kampus abal-abal.
Kampus ini legal dan tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No SK PT: 945/M/2020.
UNTARA juga sudah diakui oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Saat ini, mahasiswa di kampus UNTARAmencapai 5.000 orang lebih terdaftar di Data Dikti.
Meski demikian, pihak UNTARA mengaku jika mereka telah menutup kerjasama dengan Kampus Mekarsari Bogor per tanggal 28 November 2022 yang tertuang dalam surat No 001/IST/UTR/XI/2022.