Bisnis.com, JAKARTA - Intelijen militer kraine melaporkan pada 26 Mei bahwa pasukan pendudukan Rusia di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia sedang mempersiapkan provokasi skala besar.
"Untuk mencapai ini, serangan akan dilakukan langsung di wilayah pabrik. Setelah itu, pengumuman akan dibuat tentang pelepasan zat radioaktif yang membawa bencana. Ukraina secara alami akan disalahkan atas insiden tersebut," bunyi pernyataan itu.
Menurut intelijen militer, pasukan Rusia dengan sengaja mengganggu jadwal rotasi staf misi pemantauan permanen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada 26 Mei "untuk menyembunyikan tindakan (yang direncanakan) mereka sebaik mungkin."
Tujuan dari provokasi ini adalah untuk memprovokasi komunitas internasional untuk melakukan penyelidikan terperinci di mana semua permusuhan akan dihentikan yang memungkinkan pasukan Rusia untuk berkumpul kembali dan menghalangi kemampuan Ukraina untuk melakukan serangan balasan yang berhasil.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 6 Mei bahwa situasi di dekat pabrik itu menjadi semakin tidak terduga dan berpotensi berbahaya.
Pasukan Rusia telah menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa sejak Maret 2022, menggunakannya sebagai pangkalan militer untuk melancarkan serangan ke wilayah yang dikuasai Ukraina di seberang Sungai Dnipro.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia juga saat ini beroperasi dengan hanya seperempat staf biasa, menimbulkan kekhawatiran terkait pemeliharaannya.