Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat politik yang juga Dekan Fisip Univeristas Hassanudin Phil Sukri menyebut bahwa Erick Thohir cocok jika disandingkan dengan Prabowo pada Pilpres 2024.
Sukri mengatakan bahwa Erick yang tidak tidak terikat pada parpol peserta pemilu, sehingga kondisi itu menguntungkan, pasalnya tidak akan dihambat atau diklaim oleh parpol peserta pemilu.
Erick yang juga kader Banser dekat dengan warga Nahdatul Ulama(NU), sehingga berpotensi mendulang suara terutama di Provinsi Jawa Timur (Jatim). Hal itu akan menjadi kunci kemenangan, jika disandingkan dengan Prabowo Subianto.
“Sehingga penting untuk mengambil potensi suara di Jatim. Itu yang membuat saat ini Anies masih belum memutuskan wakilnya. Erick yang menjadi anggota Banser serta dekat dengan NU berpotensi mendapat suara dari Jatim dan suara milenial,” kata Sukri dalam keteranganya, Sabtu (27/5/2023).
Sukri menyebut jika pada 2024 terdapat tiga pasangan capres cawapres, berdasarkan survei lembaga politik pasangan Prabowo Erick kemungkinan besar akan masuk ke putaran 2.
Jika salah satu pasangan Ganjar atau Anies tidak masuk putaran ke 2, maka suara simpatisan mereka akan berpotensi mengalihkan pilihannya pada Prabowo Erick.
Baca Juga
“Jika Ganjar tak lolos ke putaran ke-2, sangat tak mungkin suara simpatisannya beralih ke Anies atau sebaliknya. Sehinga posisi ini sangat menguntungkan Prabowo Erick yang diprediski berbagai lembaga survei politik berpeluang besar maju ke putaran 2,” ujarnya.
Sebelumnya, lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyebut elektabilitas Erick Thohir berada diposisi ketiga dalam nama bakal calon wakil Presiden 2024.
Nama Erick hanya kalah dari Sandiaga Uno memiliki perolehan 28,7 persen dan Ridwan Kamil yang berada di posisi kedua dengan 21,5 persen.
Erick menduduki peringkat ketiga dengan perolehan sebesar 18,8 persen. Kemudian untuk AHY dan Khofifah, keduanya memperoleh nilai dibawah 10 persen. AHY dengan 9,4 persen dan Khofifah dengan 7,6 persen.
Diketahui, survei terbaru Indikator Politik ini dilakukan selama 30 April hingga 5 Mei 2023. Target populasi survei yakni WNI berusiamn 17 tahun ke atas atau sudah menikan dan memiliki ponsel, atau sekitar 83 persen dari populasi nasional.
Namun demikian, Burhanuddin mengaku bahwa 17 persen sisanya yang merupakan kelompok masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah yang tidak memiliki ponsel, tidak terwakili.