Bisnis.com, JAKARTA - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa China mampu meluncurkan serangan dunia maya terhadap sistem infrastruktur penting, pada Kamis (25/5/2023).
Adapun infrastruktur yang akan diserang termasuk sistem jaringan pipa minyak dan gas, serta sistem kereta api.
Hal tersebut diketahui setelah para peneliti menemukan kelompok peretasan China telah memata-matai jaringan itu.
Peringatan multi-negara mengungkapkan bahwa kampanye spionase dunia maya China telah ditujukan pada sasaran militer dan pemerintah di AS, yang dikeluarkan pada Rabu (24/5/2023).
Pemerintah China telah menolak pernyataan bahwa mata-mata dari negaranya telah mengejar target Barat, melansir dari CNA, pada Jumat (26/5/2023).
Selain itu, Pemerintah China juga menyebut peringatan yang dikeluarkan oleh AS dan sekutunya itu sebagai bentuk kampanye disinformasi.
Baca Juga
Sementara itu, para pejabat AS mengatakan bahwa hingga kini masih berupaya dalam proses mengatasi ancaman tersebut.
Direktur Keamanan siber Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Roy Joyce mengatakan setidaknya ada satu lokasi yang tidak dia ketahui sampai saat ini.
"Kami memiliki setidaknya satu lokasi yang tidak kami ketahui sejak panduan berburu dirilis dengan data dan informasi," ujarnya.
Agensi itu telah mengungkap detail teknis sebelumnya untuk membantu penyedia layanan penting mendeteksi mata-mata.
Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA) secara terpisah mengatakan sedang bekerja untuk memahami luasnya potensi gangguan dan dampak terkait.
Asisten Direktur Eksekutif CISA Eric Goldstein mengatakan bahwa upaya itu akan memberikan bantuan jika diperlukan, dan lebih efektif memahami taktik yang dilakukan oleh musuh.
Menurut para peneliti dan pejabat, tantangan dalam bertahan melawan pekerjaan spionase ini adalah bahwa ini lebih terselubung daripada operasi mata-mata biasa.
"Dalam kasus ini, musuh sering menggunakan kredensial yang sah dan alat administrasi jaringan yang sah untuk mendapatkan akses guna menjalankan tujuan mereka di jaringan target. Banyak metode pendeteksian tradisional, seperti antivirus, tidak akan menemukan intrusi ini," katanya.
Analis Microsoft yang mengidentifikasi kampanye tersebut, yang mereka juluki Volt Typhoon, mengatakan itu dapat mengganggu infrastruktur komunikasi penting antara AS dan kawasan Asia selama krisis di masa depan.
Adapun itu mengacu pada meningkatnya ketegangan AS dengan Tiongkok atas Taiwan dan masalah lainnya.