Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Batal Kunjungi Papua Nugini dan Asia, Urus Gagal Bayar Utang AS

Presiden AS batal mengunjungi Australia, Papua Nugini, dan Asia lantaran harus mengurus gagal bayar utang AS.
Presiden AS Joe Biden berbicara dalam pidato kenegaraan di Gedung Kongres AS pada Selasa (7/2/2023)./Bloomberg-Nathan Howard
Presiden AS Joe Biden berbicara dalam pidato kenegaraan di Gedung Kongres AS pada Selasa (7/2/2023)./Bloomberg-Nathan Howard

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana untuk menunda rencana kunjungannya ke Papua Nugini dan Australia, dan mempersingkat perjalanannya ke Asia agar dapat kembali ke Washington untuk menyelesaikan persoalan gagal bayar utang. 

Joe Biden akan tetap terbang ke Hiroshima, Jepang, untuk menghadiri KTT G7 selama tiga hari. Padahal, Biden dijadwalkan menjadi presiden AS pertama yang mengunjungi Papua Nugini.

Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy telah mendekati kesepakatan untuk menghindari gagal bayar utang AS pada hari Selasa (16/5/2023). 

Mengutip dari Reuters (17/5/2023), Joe Biden telah bertemu dengan McCarthy, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, pemimpin Republikan Senat Mitch McConnell, dan pemimpin Demokratik Dewan Hakeem Jeffries dan melakukan pembicaraan selama satu jam. 

Dari pembicaraan tersebut McCarthy mengatakan bahwa kedua belah pihak masih jauh dari kesepakatan dalam menaikan batas utang. Namun, ada kemungkinan untuk mendapatkan kesepakatan pada akhir minggu ini. 

Gedung Putih mengatakan bahwa pertemuan tersebut produktif dan langsung (direct). Biden juga mengatakan bahwa para pemimpin mencapai konsensus yang luar biasa. 

“Gagal bayar utang sama sekali bukan pilihan. Perekonomian kita akan jatuh ke dalam resesi," ungkap Biden. 

Selain itu, Biden juga mengutarakan kekecewaan lantaran Partai Republik tidak mempertimbangkan cara untuk meningkatkan pendapatan. 

Sebagaimana diketahui, rencana untuk menaikkan pajak atas orang kaya dan perusahaan untuk membantu membayar program bagi orang Amerika lainnya adalah bagian yang penting dari anggaran 2024 yang diusung Biden. 

Biden kemudian mengatakan bahwa para pihak berada di jalur untuk memastikan AS tidak gagal dalam membayar utangnya untuk yang pertama kalinya. 

Mantan ajudan senior McConnell yang kini menjadi co-leader PwC Washington, Rohit Kumar, mengatakan bahwa negosiasi langsung semacam itu memiliki rekam jejak yang terbukti. 

Kepala petugas kebijakan di Kamar Dagang AS, Neil Bradley juga mengatakan yakin bahwa ada jalan kesepakatan dalam menaikkan batas utang dan reformasi untuk meningkatkan kesehatan fiskal AS. 

Membahas mengenai persyaratan, Sumber Reuters mengatakan bahwa menjelang pertemuan para ajudan Biden dan McCarthy telah membahas persyaratan untuk dua program utama yang memberikan bantuan makanan dan uang tunai kepada keluarga.

McCarthy pada Selasa (16/5/2023) juga mengatakan bahwa Partai Republik hanya menyetujui kesepakatan yang memotong pengeluaran.

"Kita bisa menaikkan plafon utang jika kita membatasi apa yang akan kita belanjakan di masa depan," jelasnya. 

Kedua belah pihak juga sepakat bahwa tindakan segera perlu dilakukan. Menurut sumber, dalam seminggu terakhir staf dari kedua pihak telah membahas persyaratan kerja untuk program tunjangan orang berpenghasilan rendah, serta usulan batas pengeluaran dan perubahan izin energi sebagai imbalan menaikkan batas utang. 

Negosiasi tertutup tersebut juga diketahui mengatakan persyaratan kerja yang berfokus pada Program Bantuan Gizi Tambahan (SNAP).

Namun, Biden juga mengatakan tidak akan mempertimbangkan langkah tersebut untuk program kesehatan Medicaid untuk orang Amerika berpenghasilan rendah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper