Bisnis.com, JAKARTA – Survei terbaru dari Charta Politika Indonesia menunjukkan basis pemilih bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto masih diisi mereka yang anti-pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Survei Charta ini menanyakan siapa bakal capres yang dipilih jika pilpres diadakan sekarang. Hasilnya dalam simulasi 10 nama, Ganjar Pranowo (34,6 persen), Prabowo (28,1 persen), dan Anies Baswedan (21,4) merupakan tiga nama yang paling bersaing.
Selanjutnya, dalam simulasi tiga nama teratas itu, Ganjar memperoleh 38,2 persen suara, diikuti Prabowo yang mendapatkan 31,1 persen suara, dan terakhir Anies dengan 23,6 persen suara. Sisanya, 7,1 persen masih belum menjawab.
Kemudian, Charta mencoba membagi pemilih Ganjar, Prabowo, dan Anies berdasarkan pilihan presiden pada Pilpres 2019.
Hasilnya, mayoritas atau 61 persen pemilih Ganjar merupakan pemilih pasangan Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019. Sebaliknya, mayoritas atau 53 persen pemilih Prabowo merupakan pemilih pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya pun menyimpulkan, basis pemilih Prabowo masih ditopang mereka yang cenderung anti dengan pemerintahan Jokowi.
Baca Juga
“Bisa dikatakan Pak Prabowo ini masih ditopang, pemilihnya terbesar itu dari basis pemilihnya 2019 yang cenderung sebenarnya anti terhadap Jokowi,” ujar Yunarto saat memaparkan hasil survei secara daring, Senin (15/5/2023).
Dia menambahkan, meski notabenenya Prabowo sudah masuk ke pemerintahan Jokowi namun menteri pertahanan itu masih mampu mempertahankan pemilihnya yang anti-Jokowi.
Sejalan dengan itu, Yunarto pun merasa pekerjaan rumah terbesar ada di kubu Anies. Meski dia kerap menyuarakan perubahan namun pemilih anti Jokowi masih melekat ke Prabowo.
“Mas Anies, sudah habis-habisan bicara atas nama perubahan, sudah didukung partai-partai oposisi, tapi ternyata suara dari barisan anti-Jokowi masih lebih banyak memilih Pak Prabowo,” jelasnya.
Survei Charta ini diselenggarakan pada 2-7 Mei 2023 dengan jumlah sampel 1220 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sampel dipilih menggunakan teknik multistage random sampling, dengan margin eror kurang lebih 2,82 persen.