Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritisi sensus pertanian yang dilakukan setiap 10 tahun sekali. Menurutnya, data yang disajikan kurang akurat sehingga mempersulit dalam menentukan kebijakan.
Jokowi mengatakan, sensus pertanian seharusnya bisa dilakukan setiap 5 tahun sekali.
“Menurut saya kelamaan, [data] sudah berjalan, berubah setiap tahun, keputusannya masih pake 10 tahun yang lalu, mestinya ini setiap 5 tahun. Ini penting, bagaimana saya bisa memutuskan sebuah kebijakan kalau datanya nggak akurat yang paling update terkini,” ujar Jokowi melalui streaming YoTube, Senin (15/5/2023).
Baca Juga
Seperti diketahui, sensus ini menyangkut pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Sektor ini pun memiliki peran yang sangat strategis, karena berdasarkan data menyumbang 11,8 persen terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Jokowi juga memperingatkan bahwa sektor tersebut sangat rawan belakangan, karena krisis pangan saat ini terjadi di mana-mana. Bahkan, sambungnya, 345 juta orang di dunia sekarang terancam kekurangan pangan dan kelaparan karena perubahan iklim, dan perang.
“Oleh sebab itu sektor ini memegang peranan yang sangat penting ke depan, peran yang sangat strategi ke depan, dan ini juga menyediakan lapangan kerja 40 juta orang hidup di sektor ini,” jelasnya.