Bisnis.com, JAKARTA - Para pemimpin negara-negara Asean kembali menegaskan posisi untuk bersatu mengacu kepada Konsensus Lima Poin untuk menangani isu Myanmar.
Keputusan tersebut menjadi salah satu poin dalam pernyataan bersama para pemimpin Asean usai KTT ke-42 Asean yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), 10-11 Mei 2023. Para pemimpin Asean berkomitmen membantu Myanmar dalam mengatasi krisis politiknya.
Konsensus Lima Poin menyerukan mengenai penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus dalam memfasilitasi media dan dialog, dan mengizinkan utusan khusus Asean untuk mengunjungi dan bertemu pemangku kepentingan di Myanmar.
Konsensus Lima Poin adalah keputusan para pemimpin Asean melalui suatu pertemuan khusus, yang juga dihadiri oleh pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, untuk membantu Myanmar mengatasi krisis politiknya.
Para Anggota Asean mendukung keterlibatan Ketua yang berkelanjutan dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar, yang dimiliki dan dipimpin oleh Myanmar.
Hal tersebut dilakukan untuk menemukan solusi yang damai dan tahan lama, serta untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memfasilitasi dialog nasional yang inklusif.
Baca Juga
“Kami menegaskan kembali bahwa Tinjauan dan Keputusan Pemimpin Asean tentang implementasi Konsensus Lima Poin sebagaimana disepakati selama KTT Asean ke-40 dan ke-41 tetap ada,” tulis pernyataan bersama pemimpin Asean, dikutip Jumat (12/5/2023).
Kemudian, Asean mengamati beberapa gerakan di bidang kemanusian dengan selesainya Penilaian Kebutuhan Bersama (JNA) oleh AHA Centre, yang difasilitasi oleh Ketua dan pemangku kepentingan terkait di Myanmar.
Asean juga memuji pengiriman sebagian bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar pada 7 Mei 2023 meskipun situasi keamanan menantang. Asean juga mengecam serangan konvoi AHA Center dan Tim Pemantau ASEAN di Negara Bagian Shan pada Senin (8/5).
Asean kemudian akan terus memobilisasi sumber daya tambahan dan memimpin dalam penyediaan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre, dan menyatakan prihatin dengan eskalasi konflik bersenjata dan kekerasan di Myanmar.
Sesuai dengan pernyataan resmi para pimpinan Asean pada Rabu (10/5), para pimpinan prihatin dengan kekerasan dan mendesak penghentian segala bentuk kekerasan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengiriman bantuan kemanusiaan dan dialog nasional yang inklusif.