Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memastikan terus memberikan undangan kepada pemerintah Myanmar untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-42 yang digelar di Labuan Bajo, pada 9—11 Mei 2023.
Retno menyebutkan telah mengundang perwakilan Myanmar yang bukan berasal dari kalangan politik.
“Kami undang level potitical non representative. Jadi, kami tetap mengundang [perwakilan] pemerintah Myanmar,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Presiden, Kamis (27/4/2023).
Retno memerinci pertemuan KTT Asean ke-42 akan dibagi menjadi dua pertemuan besar yakni pertemuan pleno dan retret. Retno menyampaikan pembahasan terkait isu di Myanmar akan dibahas dalam pertemuan retret.
“Masalah ini [Myanmar] akan dibahas, KTT kan ada dua, pleno dan retret. Retret itu akan dibahas implementasi dari 5 point consensus. Antara lain, tidak hanya itu which is itu mandat KTT Asean sebelumnya agar pemimpin harus review kondisi Asean,” tuturnya.
Untuk diketahui, five point consensus atau 5-PC adalah mekanisme utama Asean dalam membantu krisis politik di Myanmar. Kelima kesepakatan yang dimaksud adalah segera menghentikan kekerasan, membuka dialog dengan semua pemangku kepentingan, dan menunjuk utusan khusus.
Baca Juga
Kesepakatan Asean juga mengizinkan bantuan kemanusiaan dan mengizinkan kunjungan utusan khusus Asean ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak.
Retno menilai poin kelima atau engagement menjadi point penting dalam 5-PC. Sehingga, Pemerintah disebutnya telah membuka engagement seluas mungkin, termasuk dengan pihak junta Myanmar, dimana berbagai upaya akan diusahakan untuk menghentikan konflik.
“Kami akan melihat, saya tidak bisa bicara sekarang. Yang penting adalah salah satu poin 5-PC adalah engagement, secara intensif kami terus lakukan 4 bulan keketuaan Indonesia. Kami buka engagement sebagai ketua seluas mungkin. Namun, situasinya memang sangat tidak mudah. Kami akan coba terus, masalah Myanmar ini bakal dibahas di KTT Asean,” tuturnya.
Lebih jauh, Retno menyampaikan prioritas utama Asean adalah pembangunan komunitas bagi Negara di Asia Tenggara tersebut. Penyebabnya, hal tersebut merupakan perhatian utama mayoritas masyarakat di Negara anggota.
"Ini yang harus dijawab oleh para pemimpin Asean," katanya.
Oleh sebab itu, dia mengaku bahwa Indonesia akan terus memastikan kehadiran setiap Kepala Negara undangan untuk menghadiri KTT Asean yang dilaksanakan dalam beberapa waktu ke depan.
“Saya harus cek kembali [konfirmasi kehadiran], memang biasanya semua hadir, kecuali biasanya hambatan itu kalau beberapa hari akan ada Pemilu itu akan sulit ya, tetapi mereka [Kepala Negara tamu] tentunya akan berusaha semaksimal mungkin untuk hadir,” pungkas Retno.