Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (24/4/2023) mendesak sekutu Barat untuk mempercepat pengiriman senjata dan amunisi. Zelensky menekankan bahwa hal itu penting dalam melindungi kehidupan warga Ukraina.
Pernyataan Zelensky muncul tak lama setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas yang sedang berkunjung, dengan siapa dia mengatakan dia membahas janji-janji negara-negara Uni Eropa tertentu yang belum selesai untuk memasok senjata dan amunisi ke Ukraina.
“Kehidupan masyarakat secara langsung bergantung pada kecepatan penyampaian dan implementasi keputusan yang telah dibuat,” kata Zelensky dikutip dari Kyiv Independent.
Lebih lanjut, Zelensky berterima kasih atas dukungan substansial Estonia untuk Ukraina, menekankan bahwa bantuan negara Baltik tersebut adalah salah satu yang terbesar di dunia dalam hal per kapita.
“Jika masing-masing pemimpin dan masing-masing negara sama-sama berhati-hati dalam melindungi kebebasan bersama kita di benua itu, agresi Rusia pasti sudah mengalami kekalahan yang nyata,” ujarnya.
Kallas, yang menghabiskan hari dengan Zelensky di wilayah barat laut Zhytomyr, setuju untuk bekerja sama dalam mendekatkan Ukraina ke aksesi menjelang KTT NATO Juli di Vilnius sehingga dapat menjadi anggota setelah kondisi memungkinkan.
"Kami setuju bahwa Ukraina yang kuat, mandiri, dan makmur, sebagai bagian dari keluarga Euro-Atlantik dan sebagai anggota UE dan NATO, sangat penting untuk masa depan keamanan Eropa," bunyi deklarasi bersama tersebut.
Di sebelah timur negara itu, beberapa pertempuran paling sengit dari perang sembilan tahun berkecamuk.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada 23 April 2023, Zelensky menegaskan kembali bahwa mempertahankan Bakhmut, kota yang sebagian besar hancur di Oblast Donetsk yang mengalami pertempuran sengit sejak musim panas lalu, masih penting secara strategis.
Berbicara kepada Al Arabiya, Zelensky menolak klaim beberapa ahli bahwa Bakhmut memiliki nilai strategis yang kecil, menawarkan mereka untuk melakukan kunjungan ke Bakhmut agar mengetahui situasi sebenarnya.
“Tidak mungkin bagi kami untuk menyerah pada Bakhmut karena ini akan (membantu) memperluas medan pertempuran dan akan memberikan kesempatan kepada pasukan Rusia dan Wagner (kelompok tentara bayaran) untuk merebut lebih banyak tanah kami,” ucapnya.
Sedangkan Kepala Wagner Yevgeny Prigozhin pada Senin (24/4/2023) mengklaim bahwa tentara bayarannya memperoleh beberapa keuntungan di barat laut Bakhmut dan bergerak maju menuju sisi barat kota.