Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menuai kritik dari Amerika Serikat (AS) pada Senin(17/4/2023), atas komentarnya baru-baru ini yang menyatakan bahwa Barat telah "mendorong" perang dengan mempersenjatai Ukraina, sementara dia dipuji oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov untuk usulannya perihal pembicaraan damai.
Lavrov, dalam kunjungan ke Brasilia, bertemu dengan Lula dan berterima kasih kepada Brasil atas upayanya untuk menyelesaikan konflik tersebut. Tetapi seorang juru bicara Gedung Putih menuduh Lula "meniru propaganda Rusia dan China tanpa melihat fakta."
Lula telah menempatkan dirinya sebagai perantara pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik Ukraina, yang dimulai ketika Rusia menginvasi negara tetangga pada Februari 2022.
Usulan itu didasarkan pada tradisi non-intervensi dan diplomasi terbuka Brasil.
Tapi, Lula membuat marah banyak orang di Barat dengan komentarnya akhir pekan lalu, ketika dia menyerukan kekuatan Barat untuk berhenti menyediakan senjata untuk perang.
Komentar itu muncul tak lama setelah dia kembali dari China, di mana dia membahas masalah tersebut dengan Presiden China Xi Jinping.
"Amerika Serikat perlu berhenti mendorong perang dan mulai berbicara tentang perdamaian," kata Lula pada Sabtu (15/4/2023) dalam sambutannya kepada wartawan melansir Reuters, Selasa (18/4/2023).