Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa menyatakan keprihatinannya atas latihan militer China di sekitar Taiwan pada Senin (10/4/2023).
Uni Eropa menekankan bahwa status pulau itu tidak boleh diubah secara paksa karena eskalasi, kecelakaan, atau penggunaan kekuatan apapun karena akan memiliki implikasi global yang sangat besar.
Pasukan militer China melakukan latihan blokade udara dan laut di sekitar Taiwan, pada hari terakhir latihan yang dijadwalkan pada Senin (10/4/2023).
Kapal induk China bergabung dengan patroli tempur pada saat Taipei melaporkan gelombang pesawat tempur lainnya di dekat pulau itu, seperti dilansir dari CNA, pada Senin (10/4/2023).
Juru Bicara Komisi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Nabila Massrali mengatakan prihatin dengan kegiatan militer tentara pembebasan rakyat di Selat Taiwan.
“Kami prihatin dengan intensifikasi kegiatan militer Tentara Pembebasan Rakyat di Selat Taiwan dan sekitar Taiwan, dengan serangan di Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan dan melintasi garis median,” katanya.
Baca Juga
Menurutnya, status quo tidak boleh diubah secara sepihak dengan eskalasi ataupun dengan penggunaan kekuatan.
“Status quo tidak boleh diubah secara sepihak atau dengan kekerasan. Setiap ketidakstabilan di Selat yang diakibatkan oleh eskalasi, kecelakaan, atau penggunaan kekuatan akan memiliki implikasi ekonomi dan keamanan yang sangat besar bagi kawasan dan secara global,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Massrali mengatakan bahwa ketegangan yang terjadi harus diselesaikan melalui dialog terbuka.
"Ini adalah kunci untuk menahan diri. Ketegangan harus diselesaikan melalui dialog yang bermakna dan terbuka. Uni Eropa dan negara-negara anggotanya akan terus mendukung upaya yang bertujuan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," tambahnya.