Bisnis.com, JAKARTA - Yevgeny Prigozhin, pendiri perusahaan paramiliter swasta yang didukung negara Rusia, Wagner Group, mengatakan bahwa tentara bayarannya telah mengibarkan bendera Rusia di balai kota Bakhmut.
Diktuip dari laman Kyiv Independent, Prigozhin mengatakan pada Minggu (2/4/2023), wilayah kota Bakhmut telah direbut secara sah dan pasukan Ukraina terkonsentrasi di wilayah barat kota itu.
Kepala staf Presiden Volodymyr Zelensky Andriy Yermak menanggapi klaim itu dengan mengimbau masyarakat tidak percaya dengan kemenangan bohong tersebut.
Adapun Kepala Angkatan Darat Ukraina mengganggap klaim itu justru menunjukkan bahwa pasukan Rusia tengah lemah.
“Musuh melemah dan berusaha menutupi kegagalannya dengan kebohongan baru tentang penangkapan Bakhmut,” katanya.
Serhii Cherevatyi, juru bicara Komando Militer Timur Ukraina, mengatakan pada Senin (3/4/2023) bahwa pertempuran berkecamuk di sekitar gedung pemerintah di Bakhmut, bertentangan dengan klaim Prigozhin tentang merebutnya.
"Mereka mengibarkan bendera di atas semacam toilet... Biarkan mereka mengira telah mengambilnya," kata Cherevatyi kepada Reuters.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan dalam pembaruan malamnya pada 3 April bahwa Bakhmut, bersama Avdiivka, Marinka, dan pinggiran lainnya tetap menjadi pusat pertempuran yang sedang berlangsung.
Militer Ukraina berhasil menghalau lebih dari 45 serangan Rusia di Oblast Donetsk timur pada 3 April, kata Staf Umum.
Rusia telah berusaha merebut Bakhmut selama lebih dari delapan bulan, meningkatkan upayanya pada musim gugur.
Berdiri dalam reruntuhan, kota ini sekarang hampir dikosongkan dari populasi, padahal sebelum perang terdapat 70.000 orang penduduk.