Bisnis.com, JAKARTA — Gunung Merapi yang erupsi pada Sabtu (11/3/2023) siang meningkatkan aktivitas menjadi Level III atau Siaga. Dalam waktu yang sama, terdapat 3 gunung yang memiliki Level Siaga, yakni Gunung Anak Krakatau, Gunung Karangetang, dan Gunung Semeru.
Berdasarkan situs MAGMA Indonesia, Sabtu (11/3/2023), Gunung Merapi mengalami 29 kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 30-75 mm dan lama gempa 86.6-458.6 detik.
Selain itu, 69 kali gempa Guguran dengan amplitudo 4-48 mm dan lama gempa 38.8-162.8 detik dan 6 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 3-7.5 mm, S-P 0.3-0.4 detik dan lama gempa 6.6-7.5 detik.
Risiko bahaya di sekitar Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Adapun, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Tak hanya Gunung Merapi yang memiliki Status Siaga. Tercatat ada 3 gunung berapi yang mengalami kenaikan aktivitas.
Baca Juga
3 Gunung Berapi Ikut Siaga, Selain Gunung Merapi:
1. Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau yang terletak di Lampung mengalami 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 1-22 mm, dominan 4 mm.
Masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki diimbau tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
2. Gunung Api Karangetang
Gunung Api Karangetang yang terletak di KabKota Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara mengalami 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 20 mm, S-P 23 detik dan lama gempa 155 detik.
Masyarakat/pengunjung/wisatawan /pendaki diimbau tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 km dari kawah Utama serta 3.5 km pada sektor selatan dan tenggara.
3. Gunung Semeru
Gunung Api Semeru yang terletak di KabKota Lumajang, Malang, Jawa Timur mengalami 23 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 11-20 mm, dan lama gempa 60-120 detik.
Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berisiko terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.