Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Bakal Kerahkan Rudal ICBM Sarmat, Perang Nuklir Pecah?

Rudal ICBM Sarmat Rusia merupakan senjata yang mampu membawa banyak hulu ledak nuklir.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya kepada Majelis Federal di Moskow, Rusia 21 Februari 2023. Sputnik/Ramil Sitdikov/Kremlin via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya kepada Majelis Federal di Moskow, Rusia 21 Februari 2023. Sputnik/Ramil Sitdikov/Kremlin via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa untuk pertama kalinya Rusia akan mengerahkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat pada tahun ini. 

Rudal ICBM Sarmat yang digunakan Rusia merupakan senjata yang mampu membawa banyak hulu ledak nuklir, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (23/2/2023). 

"Kami akan melanjutkan produksi massal sistem Kinzhal hipersonik berbasis udara dan akan memulai pasokan massal rudal hipersonik Zirkon berbasis laut," kata Putin, dalam pernyataan yang dikeluarkan Kremlin. 

Rusia akan memulai latihan militer dengan China di Afrika Selatan pada Jumat, dan telah mengirim fregat yang dilengkapi dengan rudal hipersonik.

Selanjutnya, Putin mengatakan bahwa Rusia akan mempertahankan perhatiannya pada peningkatan kekuatan nuklir.

Dia mengatakan dalam pidato peringatan hari Pembela Tanah Air dan sehari sebelum setahun invasi ke Ukraina, pada Kamis (23/2/2023). 

Selain itu, Putin juga telah menangguhkan perjanjian kontrol senjata nuklir bilateral dengan Amerika Serikat (AS).  "Seperti sebelumnya, kami akan meningkatkan perhatian untuk memperkuat triad nuklir," lanjut Putin, merujuk pada rudal nuklir yang berbasis di darat, laut, dan udara.

Menjelang peringatan 24 Februari invasi Ukraina, Putin dan Presiden AS Joe Biden terlibat dalam perdebatan, menyoroti ketegangan global. 

Putin menangguhkan New START atau Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis dengan AS pada Selasa (21/2/2023).

Selain itu, pihaknya juga menuduh AS telah mengubah perang menjadi konflik global dengan mempersenjatai Ukraina.

Lebih lanjut, dalam kunjungan mendadak ke Kyiv pada Senin lalu, Biden mengatakan AS dan sekutu NATO membela demokrasi dan kebebasan di Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper