Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Finlandia Sauli Niinisto mengatakan upaya negaranya untuk jadi anggota NATO berada di tangan Turki. Pada Mei 2022, Finlandia dan Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO.
Akan tetapi, Turki menentang 2 negara tersebut dan menuding negara-negara Nordik menyembunyikan kelompok teroris Kurdi.
Melansir Reuters, Sabtu (18/2/2023), Kepala Komite Urusan Luar Negeri Finlandia menhyebut, bahwa parlemen akan memberikan suara pada 28 Februari 2023 untuk menyetujui undang-undang yang diperlukan agar bisa menjadi anggota NATO.
"Ini adalah ekspresi dari keinginan kami. Sikap Turki terhadap keinginan kami secara eksklusif dan hanya ada di tangan Turki," kata Niinisto di sela-sela pertemuan keamanan Munich.
Pihaknya mengatakan bahwa undang-undang yang meratifikasi perjanjian pendirian NATO di Finlandia kemungkinan besar akan disahkan. Mengingat sebagian besar anggota parlemen mendukung Finlandia untuk bergabung dengan NATO.
Niinisto mengatakan Finlandia akan melanjutkan keanggotaan di NATO tanpa Swedia, jika Turki memutuskan untuk meratifikasi tawaran Finlandia.
Baca Juga
“Kami tidak mau dan juga tidak bisa mencabut permohonan kami,” lanjut Niinisto.
Finlandia tidak akan menjadi anggota aliansi militer Barat atau NATO sampai Turki dan Hongaria meratifikasi penawarannya.
Ketua Komite di Finlandia, Jussi Halla-aho menyampaikan komentar pada Jumat (17/2/2023) terkait keanggotaan untuk tergabung di NATO.
"Tujuannya adalah agar proses legislatif nasional yang diperlukan untuk bergabung dengan NATO selesai selama masa pemilihan ini," katanya.
Pihak Turki menegaskan, tidak akan mendukung tawaran Swedia, meskipun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terbuka untuk meratifikasi Finlandia.
Kepala NATO Jens Stoltenberg menuturkan tidak masalah jika negara-negara Nordik bergabung, selama tawaran itu diratifikasi sesegera mungkin.
Swedia dan Finlandia telah mengajukan keanggotaan dan bersikeras ingin bergabung secara bersamaan.