Bisnis.com, JAKARTA - Selandia Baru mengumumkan keadaan darurat, Senin, ketika Topan Gabrielle mulai menyerang North Island.
Masyarakat di beberapa daerah, seperti Northland dan Auckland, kota terbesar di negara itu, telah diperingatkan risiko tinggi banjir pasang oleh Departemen Pertahanan Sipil Selandia Baru. Selain itu, ribuan warga juga mengalami aliran listrik terputus di North Island.
Menurut prakiraan cuaca, intensitas curah hujan 400 milimeter dan embusan angin yang mencapai kecepatan 130 km/jam diperkirakan terjadi selama 20 jam ke depan.
Maskapai Air NZ membatalkan semua penerbangan domestik, baik menuju maupun keluar dari Auckland, sejak Minggu (12/2). Banyak penerbangan internasional lain juga dibatalkan akibat topan tersebut.
Sebagian besar sekolah dan pusat penitipan anak di wilayah tersebut pun ditutup. Selain itu, 26 tempat penampungan darurat dan pusat pertahanan sipil telah didirikan di seluruh wilayah Auckland.
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Chris Hipkins mendesak masyarakat untuk menganggap serius peringatan cuaca buruk tersebut serta tetap berada di rumah dan membatalkan semua perjalanan yang tidak perlu.
Status Auckland dan banyak tempat lain di kawasan itu ditingkatkan menjadi siaga merah pada Minggu, setelah badan meteorologi nasional Selandia Baru MetService memperingatkan cuaca terburuk belum datang.
Baca Juga
Pemerintah meminta warga menyiapkan karung pasir untuk melindungi rumah mereka, menyimpan makanan dan air, serta bersiap untuk evakuasi yang diperlukan dalam beberapa hari mendatang.
Banyak pos karung pasir didirikan di Auckland dalam semalam. Penduduk setempat pun dianjurkan untuk menyiapkan karung pasir mereka sendiri untuk menghadapi situasi ekstrem. Kondisi tersebut terjadi hanya dua pekan setelah Auckland dan wilayah tetangga Waikato dilanda hujan deras dan banjir.
Peringatan merah hanya dikeluarkan untuk cuaca paling signifikan dan kejadian kali ini merupakan yang kedua kalinya di 2023.