Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peneliti: Media Cetak Masih Dipercayai Masyarakat, tapi Tergerus Media Online

Di tengah penurunan konsumsi dan oplah, kepercayaan publik terhadap media cetak sebagai sumber informasi kredibel ternyata terus terjaga.
Media cetak sepert majalah, buletin, dan koran masih lebih dipercayai oleh masyarakat./ilustrasi
Media cetak sepert majalah, buletin, dan koran masih lebih dipercayai oleh masyarakat./ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Kepercayaan masyarakat terhadap media cetak sebagai sumber informasi yang relevan dan kredibel terus terjaga, meskipun terus terjadi penurunan konsumsi media cetak di tengah dirsupsi digital.

Peneliti dan pengajar kajian media Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Justito Adiprasetio menjelaskan bahwa media cetak memang menghadapi berbagai tantangan untuk bertahan. Kondisi itu tercermin dari publikasi Reuters Institute bertajuk 2022 Digital News Report.

Dalam laporan tersebut tertulis bahwa hanya 17 persen masyarakat Indonesia yang menjadikan media cetak sebagai sumber informasinya, turun 3 persen dari sebelumnya. Media cetak ada di peringkat terbawah dibandingkan sumber lainnya: media daring (online), media sosial, dan televisi.

Menurut Tito, harga bahan baku yang terus naik membuat biaya produksi media cetak membengkak. Disrupsi digital pun membuat masyarakat memilih untuk mengakses informasi dari media online dan media sosial melalui gawai.

Meskipun begitu, Tito menyebut bahwa kepercayaan publik terhadap media cetak ternyata terus terjaga. Artinya, masyarakat memandang bahwa informasi di media cetak tetap kredibel dan objektif.

"[Masyarakat yang mencari informasi dari] media cetak sekarang di bawah 20 persen, jadi di 17 persen. Apa yang menarik kemudian soal kepercayaan terhadap media cetak dari tahun-tahun sebelumnya, datanya Reuters itu merekam ada stagnasi di kepercayaan masyarakat terhadap media, ada di angka 41 persen. Ini seingat saya bahkan lebih baik dibandingkan Malaysia," ujar Tito kepada Bisnis, Senin (6/2/2023).

Dia menyatakan bahwa orang-orang yang masih mempertahankan konsumsi atau langganan media cetak biasanya mereka yang sangat romantis. Pembaca itu berpikir harus tetap memegang koran secara fisik untuk memperoleh informasi kredibel.

"Biasanya ya [penjualan] based on demand saja, seperti untuk hotel, kantor, dan segala macam, tetapi tidak untuk yang benar-benar besar [penjualannya]. Memang sepatutnya [jika penjualan media cetak] turun," ujar Tito.

*Wawancara dengan Justito merupakan bagian dari liputan khusus terkait industri media di Bisnis Indonesia edisi hari ini, Kamis (9/2/2023), yang bertepatan dengan hari pers. Baca berita selengkapnya di epaper.bisnis.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper