Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WHO: Suriah Krisis, Butuh Bantuan Besar-besaran Pasca-Gempa

WHO mengabarkan Suriah mengalami krisis pasca gempa dan membutuhkan bantuan besar-besaran.
Para wanita di dekat puing-puing setelah gempa bumi di Hatay, Turki, 7 Februari 2023. REUTERS/Umit Bektas
Para wanita di dekat puing-puing setelah gempa bumi di Hatay, Turki, 7 Februari 2023. REUTERS/Umit Bektas

Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat senior dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Selasa (7/2/2023) bahwa bantuan kemanusiaan di Suriah sangat dibutuhkan pasca gempa bumi M 7,8 pada Senin (6/2/2023). 

Petugas Darurat Senior WHO, Adelheid Marschang mengatakan bahwa Turki memiliki kapasitas yang kuat untuk menanggapi krisis, tetapi lain hal dengan Suriah. 

Menurutnya, kebutuhan utama yang tidak terpenuhi akan dirasakan oleh Suriah, yang selama ini juga telah bergulat dengan krisis kemanusiaan selama bertahun-tahun karena perang saudara dan wabah kolera.

“Ini adalah krisis di atas banyak krisis di wilayah yang terkena dampak," katanya pada rapat dewan organisasi di Jenewa, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (7/2/2023). 

Pihaknya mengatakan di Suriah hampir 12 tahun mengalami krisis, sedangkan dana kemanusiaan terus mengalami penurunan. 

"Di seluruh Suriah, kebutuhannya paling tinggi setelah hampir 12 tahun krisis yang berlarut-larut dan rumit, sementara dana kemanusiaan terus menurun," lanjutnya. 

Dia mengatakan bahwa sekitar 23 juta orang, termasuk 1,4 juta anak-anak, kemungkinan besar terdampak di kedua negara setelah gempa bumi dan gempa susulan yang membuat ribuan bangunan runtuh. 

WHO mengatakan saat ini sedang berupaya mengirimkan pasokan darurat, termasuk peralatan bedah darurat, dan mengaktifkan jaringan tim medis darurat.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa peluang untuk bisa menemukan korban yang selamat semakin berkurang. 

"Sekarang berpacu dengan waktu, setiap menit, setiap jam berlalu, peluang untuk menemukan orang yang selamat semakin berkurang," katanya. 

Dia mengatakan WHO sangat prihatin dengan wilayah Turki dan Suriah di mana tidak ada informasi yang muncul sejak gempa bumi besar, pada Senin (6/2/2023). 

"Pemetaan kerusakan adalah salah satu cara untuk memahami di mana kita perlu memfokuskan perhatian kita," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper