Bisnis.com, GRESIK – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengapresiasi kontribusi ekonomi dan multiplier effects PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui proyek smelter Manyar yang sedang berlangsung.
Dia menyebut bahwa PTFI telah menggelontorkan hingga US$1,63 miliar atau setara Rp25 triliun dari total nilai investasi sebesar US$3 miliar atau setara dengan Rp45 triliun.
Ma’ruf menyebut investasi PTFI telah berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur hingga mencapai angka 5,58 persen pada kuartal III/2022 dibandingkan kuartal III/2021 atau secara tahun ke tahun (year on year).
“Investasi luar biasa ini membuka lapangan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat di sekitar kawasan smelter, sebagai multiplier effects dari proses pembangunan dan operasi smelter Manyar ke depannya,” ujarnya dalam kunjungan kerja ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, pada Selasa (7/2/2023).
Lebih lanjut, orang nomor dua di Indonesia tersebut menegaskan bahwa PTFI mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah melalui investasi masif pada pembangunan smelter Manyar yang tengah berjalan.
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa pemerintah berharap nilai investasi yang besar ini mampu mendorong perekonomian daerah di Gresik dan sekitarnya, serta industri hilir nasional pada umumnya.
Baca Juga
“Pemerintah Indonesia juga sangat apresiasi komitmen PTFI dalam memprioritaskan tenaga kerja lokal dengan komposisi 98 persen di proyek smelter Manyar. Smelter ini tidak hanya akan membawa nilai tambah bagi Indonesia dalam aspek sosial dan ekonomi, tetapi juga menambah daya saing kualitas sumber daya manusia dan industri pertambangan dalam negeri,” tuturnya.
Untuk diketahui, progres konstruksi smelter Manyar hingga akhir Desember 2022 telah mencapai 51,7 persen dan ditargetkan untuk rampung pada Desember 2023, sesuai dengan target linimasa kurva-S yang disetujui pemerintah.
Setelah konstruksi selesai, proyek akan dilanjutkan dengan pre-commissioning dan commissioning selama lima bulan, sehingga dapat mulai beroperasi pada Mei 2024.
Sementara itu, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan bahwa smelter tembaga PT. Freeport Indonesia di kawasan Java Integrated and Ports Estate (JIIPE), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, merupakan smelter kedua dan merupakan smelter tembaga single line (satu jalur proses) terbesar di dunia.
“Smelter ini kapasitasnya 1,7 juta ton konsentrat dari PT Freeport Indonesia dengan ekspansi dari PT Smelting mencapai 300.000 atau 0,3 ton/tahun. Kemudian ada total tambahan 2 juta ton konsentrat dari PTFI sehingga nantinya totalnya ada 3 juta ton konsentrat. Jadi, nanti seluruh konsentrat tembaga PT FI akan bisa dimurnikan di dalam negeri,” paparnya.
Total biaya atau capital expenditure (CapEx) yang ada mencapai US$3 Miliar atau sekitar Rp45 triliun. Kumulatif kemajuan fisik total proyek 54 persen dengan total kumulatif biaya hingga mencapai US$1,78 miliar sekitar Rp27 triliun.
Proyek ini juga telah mengalami kemajuan dengan pengerjaan tiang pancang smelter selesai 100 persen, pekerjaan concrete beton smelter mencapai 50 persen atau 110.000 meter kubik, dan pekerjaan instalasi baja smelter mencapai 13 persen atau 4.800 ton.
Selanjutnya, untuk instalasi baja di area tanki area smelter telah mencapai 15 persen atau 1.000 ton dan pembangunan pelabuhan mencapai 90 persen.
Proyek ini juga telah mengambil tenaga kerja total 13.000 pekerja, dengan rincian 98 persen tenaga kerja berasal dari Indonesia yaitu 50 persen merupakan tenaga kerja lokal dari Jawa Timur.
Selanjutnya, target penyelesaian konstruksi substansial di akhir Desember 2023 yang nanti akan dilanjutkan dengan melakukan Pre-commisioning dan commisioning hingga akhir Mei 2024.
Proyek akan mulai beroperasi ditargetkan pada akhir Mei 2024, dengan ramp-up operasi diharapkan mencapai operasi penuh pada akhir 2024.