Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa sekutu Barat akan membayar mahal, usai mengeluarkan peringatan keamanan dan menutup sementara konsulat di Turki pekan lalu.
Turki akan memanggil duta besar sembilan negara pada Kamis (2/2/2023) untuk mengritisi keputusan menutup sementara misi diplomatik dan mengeluarkan peringatan keamanan.
Pejabat Turki mengatakan pada keesokan harinya bahwa negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Jerman, tidak memberikan informasi untuk mendukung klaim mereka atas ancaman keamanan.
"Kementerian luar negeri kami memanggil mereka semua dan memberikan ultimatum yang diperlukan, memberi tahu mereka bahwa Anda akan membayar mahal untuk ini jika Anda terus begini,'" kata Erdogan dilansir dari Reuters, Senin (6/2/2023).
Beberapa negara Barat memperingatkan warganya tentang risiko serangan yang meningkat ke misi diplomatik dan tempat ibadah non-Muslim di Turki.
Hal ini menyusul serangkaian protes di Eropa dalam beberapa pekan terakhir terkait beberapa insiden pembakaran Al Quran. Turki menangguhkan negosiasi untuk aksesi Swedia dan Finlandia dalam anggota NATO, menyusul protes di Stockholm.
Baca Juga
Erdogan mengatakan bahwa negara-negara Barat membutuhkan waktu yang lebih lama dan perlunya mengambil keputusan selama rapat kabinet Senin (6/2/2023), tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Adapun Erdogan sebelumnya menekankan tidak sepatutnya Swedia mengharapkan dukungan dari Turki untuk masuk menjadi anggota NATO.
Insiden pembakaran Al Quran menjadi kekacauan di Eropa yang sangat Erdogan sesalkan dan memberikan tawaran ke Finlandia untuk NATO, tetapi tidak untuk Swedia.