Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki Pilih Dukung Finlandia Gabung NATO Dibanding Swedia, Mengapa?

Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki dapat mempertimbangkan Finlandia untuk masuk keanggotaan NATO dibanding Swedia. 
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki dapat mempertimbangkan Finlandia untuk masuk keanggotaan NATO dibanding Swedia. /Bloomberg
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki dapat mempertimbangkan Finlandia untuk masuk keanggotaan NATO dibanding Swedia. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki dapat mempertimbangkan Finlandia untuk masuk keanggotaan NATO dibanding Swedia. 

Pihaknya mengatakan dapat mengirim pesan berbeda ke Finlandia asal tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Swedia. 

“Jika perlu, kami dapat mengirim pesan berbeda ke Finlandia jika tidak mengulangi kesalahan yang sama (seperti Swedia dengan penodaan Alquran),” katanya. 

Erdogan menekankan jika tawaran untuk Finlandia itu terjadi, maka pihak Swedia pasti akan sangat terkejut dengan kabar itu. 

"Swedia akan terkejut ketika itu terjadi," lanjutnya seperti dilansir dari TASS, Senin (30/1/2023). 

Presiden Turki memperingatkan Finlandia terhadap langkah salah yang telah memicu skandal dalam hubungan antara Turki dan Swedia. 

"Kami menjelaskan kepada Perdana Menteri Swedia (apa yang harus dilakukan), kami mengatakan bahwa mereka harus mengekstradisi teroris kepada kami untuk diterima di NATO," tambahnya. 

Lebih lanjut, Erdogan menekankan kepada pihak Swedia untuk tidak menganggap remeh keputusan Turki tersebut. 

"Kami menyerahkan daftar 120 nama. Jika Anda tidak melakukannya, jangan anggap remeh," ujar Erdogan. 

Pada 21 Januari lalu, pemimpin partai sayap kanan Rasmus Paludan secara terbuka membakar salinan Alquran di depan kedutaan Turki di Stockholm, Swedia.

Dia mengkritik Erdogan dan menampilkan kartun Nabi Muhammad saat protes berlangsung.  Setelah itu, Erdogan mengatakan bahwa Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan dari Turki untuk masuk keanggotaan NATO, menyusul demonstrasi anti-Turki di Stockholm tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Menteri Pertahanan Hulusi Akar juga telah membuat pernyataan serupa.

Menyusul insiden tersebut, proses pertimbangan tawaran Swedia untuk keanggotaan NATO telah ditangguhkan. Persetujuan parlemen Turki diperlukan untuk penerimaan Swedia dan Finlandia gabung dengan NATO.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper