Bisnis.com, SOLO - Indonesia tampaknya belum berhenti dihantui kasus gagal ginjal akut anak akibat konsumsi obat.
Kasus gagal ginjal akut anak ini sempat menjadi bahan evaluasi pemerintah dan lembaga terkait pada akhir tahun 2022 lalu.
Sejumlah obat yang yang diduga mengandung zat penyebab gagal ginjal akut pada anak ditarik dari pasaran. Namun tak berapa lama, kasus mulai mereda.
Baru pada awal tahun 2023 ini, kasus gagal ginjal akut pada anak kembali terjadi di DKI Jakarta. Bukan hanya satu, namun ada dua laporan yang menyebut tentang kasus gagal ginjal akut pada anak.
Laporan menyebut jika salah satu pasien sudah meninggal dunia, sementara satu yang lainnya masih berstatus suspek.
Salah satu obat yang diminum oleh pasien adalah obat sirup Praxion yang bisa dengan mudah ditemukan di apotek-apotek terdekat.
Baca Juga
Obat sirup Praxion dijual dengan harga Rp28 ribu di marketplace dan apotek.
Kronologi kasus gagal ginjal akut di DKI Jakarta
Menurut Kemenkes, berikut ini adalah kronologi munculnya kembali laporan gagal ginjal akut pada anak di DKI Jakarta.
Pada kasus pasien yang meninggal, dilaporkan ada seorang anak berusia satu tahun yang mengalami demam.
Demam tersebut terjadi pada 25 Januari 2023. Sebagai langkah pencegahan, maka anak tersebut diberikan obat penurun demam yang dibeli di Apotek.
Akan tetapi tak lama berselang, pasien justru mengalami anuria alias tidak bisa buang air kecil.
Anak tersebut kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta, untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Pada tanggal 31 Januari 2023, pasien dirujuk ke RS Adhyaksa. Setelah ada keluhan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal, pasien berusia satu tahun tersebut kemudian kembali dirujuk ke RSCM.
Akan tetapi, keluarga menolak dan lebih memilih membawanya pulang.
Kemudian pada 1 Februari 2023, pasien dibawa ke RS Polri dan mendapat perawatan sebagaimana mestinya. Namun pada pukul 23.00, pasien dinyatakan meninggal dunia.
Sementara itu pasien suspek...
Selain pasien meninggal, adapula pasien suspek. Pada kasus ini, keluhan demam dilaporkan pada tanggal 26 Januari 2023.
Pasien berusia 7 tahun tersebut kemudian diberi obat penurun panas secara mandiri. Kemudian pada tanggal 30 Januari, ia diberikan lagi obat penurun panas dari Puskesmas, bukan sirup namun tablet.
Dua hari setelahnya, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. Pada tanggal 2 Februari 2023, pasien kemudian dirujuk ke RS Kembangan dan saat ini masih menjalani perawatan di RSCM.