Bisnis.com, JAKARTA - Jerman dan Prancis dituding menggunakan perjanjian Minsk untuk penguatan militer rahasia di Ukraina.
Kepala delegasi Rusia untuk pembicaraan Wina, tentang keamanan militer dan pengendalian senjata, Konstantin Gavrilov mengatakan dalam pertemuan Forum OSCE tentang kerja sama keamanan, pada Rabu (18/1/2023).
"Warga negara-negara Eropa, AS dan Kanada harus tahu bahwa 'co-mediator' penyelesaian damai di Ukraina, Jerman dan Prancis menggunakan Minsk Complex of Measures dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2202 sebagai layar untuk diplomasi rahasia," katanya.
Dia menjelaskan bahwa hal tersebut dimaksudkan untuk penguatan militer anti-Rusia di Kyiv dan bantuan dari anggota NATO.
"Ditujukan untuk penguatan militer anti-Rusia di Kyiv dengan bantuan langsung dari negara-negara anggota NATO," lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Kamis (19/1/2023).
Diplomat Rusia itu juga menekankan bahwa kebijakan Berlin dan Paris itu secara tak langsung menempatkan seluruh Eropa di ambang konflik bersenjata.
Baca Juga
Pada 22 Februari lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa Perjanjian Minsk tidak ada lagi setelah pengakuan Rusia atas Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR).
Namun, Rusia tidak dapat disalahkan, menurutnya perjanjian Minsk telah berakhir oleh otoritas Kyiv saat ini, jauh sebelum pengakuan Republik Rakyat Donbass.
Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu telah merusak banyak infrastruktur penting dan menghilangkan ratusan warga sipil Ukraina.
Ratusan jiwa melayang, dan jutaan lainnya berupaya mengungsi ke wilayah lain, bahkan ke negara tetangga untuk bisa bertahan hidup.
Banyak negara berupaya membantu Ukraina dengan memberikan bantuan militer untuk Kyiv, agar bisa mempertahankan diri dari serangan rudal Rusia.