Bisnis.com, JAKARTA - Partai NasDem membela diri meski tak mengusung kader sendiri jadi calon presiden (capres). Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) menyindir partai politik (parpol) yang tak mengusung kader sendiri jadi capres.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, tugas parpol lebih kepada mendorong tokoh terbaik bangsa untuk jadi pemimpin meski mereka bukan kader sendiri.
NasDem sendiri sudah mendeklasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres usungannya untuk Pilpres 2024.
“Tugas dan fungsi partai adalah memajukan setiap putra-putri terbaik. Itu stand point-nya,” ujar Willy saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Malah, dia merasa sudah jadi suatu hal yang wajar jika sebuah parpol mengusung kader sendiri jadi capres. Sebaliknya, akan jadi luar biasa jika sebuah parpol mengusung tokoh yang tak berasa dari internal partai.
“Itu ada sacrifice [pengorbanan] di sana [susung tokoh di luar partai]. Bayangkan cerita yang lazim kita temukan di dalam politik kita, orang mendirikan partai untuk mendapatkan sebuah jabatan,” jelas wakil ketua Badan Legislatif DPR itu.
Baca Juga
Dia mengatakan malah sekarang banyak elite yang membangun parpol untuk dirinya mencapai kekuasaan. Oleh sebab itu, menurutnya, langkah Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengusung Anies patut diapresiasi.
“Jadi Pak Surya berpolitik out of the box [di luar kebiasaan]. Pak Surya berpolitik tidak biasa-biasa saja,” ungkap Willy.
PPP Tak Setara
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyampaikan partainya dengan PDI Perjuangan (PDIP) tak bisa dianggap setara, terutama soal usung-mengusung calon presiden (capres).
Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara menjelaskan, saat ini PDIP bisa mengusung kadernya sendiri untuk Pilpres 2024 karena mereka memiliki kursi lebih dari 20 persen di DPR (aturan ambang batas presiden). Sebaliknya, PPP hanya punya kurang dari lima persen.
“Kita enggak bisa melihat PPP setara dengan PDIP dalam posisi sekarang. PDIP bisa mengusung sendiri, sehingga tentu mereka bebas menentukan kadenya siapa yang mau didorong,” ujar Amir saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Dia mengatakan saat ini PPP sudah bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Masing-masing partai politik (parpol) di KIB, yaitu PPP, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN) juga tak bisa mengusung capres sendiri.
Oleh sebab itu, lanjutnya, mereka membentuk koalisi. Lewat koalisi itu, mereka juga hanya bisa mengusung satu calon presiden (capres). Ketiga parpol pun akan mendiskusikan siapa kader mereka yang akan didorong maju.
“Jadi tentu kita akan saling bicarakan secara internal di kader siapa yang mau kita dorong kan, karena capresnya cuma satu, partainya sudah tiga,” ujarnya.
KIB sendiri sampai belum mendeklarasikan siapa capres yang akan mereka usung untuk Pilpres 2024. Sedangkan PPP, Amir mengaku akan menunggu keputusan PDIP yang merupakan lawan politiknya.
“Kita lihat dulu perkembangannya [sebelum PPP menentukan capres]. Mungkin kita lihat setelah harlah [hari lahir] PDIP, tunggu tanggal 10 [Januari],” ungkap Amir saat ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Minggu (8/1/2023).
Lebih lanjut, dia mengakui nama kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi salah satu nama kandidat capres yang akan diusung PPP.
“Saya kira Pak Ganjar dalam salah satu kandidat yang kita ajukan di dalam rapat internal partai,” ujarnya.
Sindiran Megawati
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku bingung dengan perpolitikan Indonesia saat ini karena ada parpol yang tak mengusung seorang capres yang bukan kadernya sendiri.
Mega mengatakan, dirinya curhat perihal hal itu kepada putrinya yang juga ketua DPR saat ini, Puan Maharani.
"Aku bilang ke Mbak Puan, 'orang berpolitik sekarang, kok gitu ya? Emangnya enggak punya kader sendiri?'," ujar Mega saat memberikan pidato di HUT Ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Menurut Mega, kini masyarakat memandang negatif parpol karena tak berani mengusung kadernya maju ke ajang pemilu.
"Ya kan kalau kayak gini konatasinya sepertinya partai enggak punya kader. Pemilu itu ada, calon ittu harusnya ada," ujarnya.
Presiden ke-5 Indonesia itu juga memberi kode dan memastikan capres PDIP merupakan kader internal partai.