Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendukung Bolsonaro Serbu Istana Kepresidenan Brasil, 200 Orang Ditangkap

Pendukung Bolsonaro menyerbu Istana Kepresidenan, Kongres, dan Mahkamah Agung Brasil, 200 perusuh ditangkap.
Ratusan pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerbu Istana Kepresidenan, Kongres, dan Mahkamah Agung Brasil pada Minggu (8/1/2023)./Istimewa
Ratusan pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerbu Istana Kepresidenan, Kongres, dan Mahkamah Agung Brasil pada Minggu (8/1/2023)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Ratusan pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerbu Istana Kepresidenan, Kongres, dan Mahkamah Agung Brasil pada Minggu (8/1/2023).

Setelah kepungan itu terjadi, pasukan keamanan Brasil melancarkan operasi besar-besaran. Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengecam serangan itu.

Operasi besar-besaran dilakukan untuk mengevakuasi para demonstran dari Istana Kepresidenan dan Mahkamah Agung.

Evakuasi itu dilakukan dengan pasukan keamanan menggunakan polisi antihuru hara menunggang kuda, menggunakan meriam air, dan bom gas air mata yang ditembakkan dari helikopter.

Adapun Lula menandatangani dekrit yang menyatakan intervensi federal di Brasil, memberikan kekuasaan khusus kepada pemerintahnya untuk memulihkan hukum dan ketertiban di Ibu Kota.

"Para fanatik fasis ini telah melakukan sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam sejarah negara ini," kata Lula (77), seperti dilansir dari CNA, Senin (9/1/2023).

Lula berhasil menjabat menjadi Presiden Brasil pada pekan lalu, setelah mengalahkan Bolsonaro dalam pemilihan Oktober lalu. Bolsonaro yang berada di AS, kalah dalam pemilihan presiden.

Pendukungnya menolak untuk menerima bahwa dia kalah dalam pemilihan dan telah menyerukan intervensi militer dan pengunduran diri Lula, sehingga saat ini Brasil terpecah belah.

"Kami akan mencari tahu siapa pengacau ini, dan mereka akan dijatuhkan dengan kekuatan penuh hukum," lanjutnya.

Menteri Kehakiman Brasil, Flavio Dino, mengatakan bahwa sedikitnya ada 200 perusuh telah ditangkap. 

Situasi di dalam dan sekitar Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan terkendali setelah pasukan keamanan berhasil mengusir pendukung mantan presiden Jair Bolsonaro.

"Ini terorisme, kudeta. Kami yakin sebagian besar penduduk tidak ingin kegelapan ini diterapkan," katanya, dilansir dari BBC, Senin (9/1/2023).

Dia juga menuduh pasukan keamanan di wilayah tersebut, yang dipimpin oleh sekutu Bosolnaro, telah lalai selama protes, pada Minggu (8/1/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper