Bisnis.com, JAKARTA – Gunung Anak Krakatau di Lampung kembali mengalami erupsi pada Rabu (4/1/2023).
Dikutip melalui situs resmi Kementerian ESDM yaitu magma.esdm, Anak Krakatau juga sudah mengalami erupsi pada kemarin, Selasa (3/1/2023) pukul 16:38 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 100 meter di atas puncak atau kurang lebih 257 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga cokelat dengan intensitas tebal ke arah Timur Laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 47 mm dan durasi 22 detik.
Sementara itu, letusan kedua Gunung Anak Krakatau terjadi pada Rabu (4/1/2023) sekira pukul 14:10 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 100 meter di atas puncak atau kurang lebih 257 meter di atas permukaan laut.
Adapun, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 20 detik.
Baca Juga
Bahkan, letusan ketiga Gunung Anak Krakatau juga terjadi pada Rabu (4/1/2023) sekitar pukul 14:10 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 3.000 meter di atas puncak atau sekitar 3.157 m di atas permukaan laut
Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 65 mm dan durasi sementara ini kurang lebih selama 1 menit 37 detik.
Saat ini, gunung yang terletak di Selat Sunda ini berstatus siaga atau pada Level III, dengan larangan mendekat dalam radius 5 kilometer, guna menghindari material letusan.
“Masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki agar tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif,” tulis laman tersebut, dikutip Bisnis, Rabu (4/1/2023).
Sekadar informasi, Gunung Anak Krakatau sudah beberapa kali mengalami erupsi sejak 1930.
Menurut catatan PVMBG, sepanjang 1930 hingga 2000 saja sudah terjadi erupsi lebih dari 100 kali, baik bersifat eksplosif maupun efusif.
Letusan Gunung Anak Krakatau umumnya akan terjadi empat tahun sekali. Letusan ini menghasilkan abu dan lava dengan waktu bekisar antara 1-8 tahun.
Aktivitas berupa letusan abu dan leleran lava terakhir berlangsung terus menerus pada 8 November 1992 hingga Juni 2000.
Untuk diketahui, Gunung Anak Krakatau lahir melalui aktivitas Gunung Krakatau pada 11 Juni 1927. Gunung ini terbentuk akibat erupsi magma basa di pusat komplek Krakatau.