Bisnis.com, SOLO - Indonesia tampaknya punya cara tersendiri untuk membuka tahun 2023.
Salah satunya adalah dengan mengesahkan Perppu Cipta kerja yang sebenarnya sudah terjadi pada 30 Desember 2022 kemarin, namun baru viral pada awal tahun ini.
Media sosial dan pemberitaan heboh dengan Perppu Cipta Kerja yang dianggap memiliki banyak pasal karet.
Beberapa tokoh, termasuk pengamat politik, Rocky Gerung bahkan menganggap Perppu Cipta kerja ini sebagai pelicin eksploitasi dan hanya menguntungkan para investor.
Pada sebuah kesempatan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan jika Perppu diterbitkan karena adanya efek perang yang terjadi antara Rusia vs Ukraina.
Rocky Gerung menganggap alasan tersebut terlalu mengada-ada dan masalah ditarik terlalu jauh ke dua negara Eropa yang sedang bersengketa.
Saat Indonesia tengah heboh dengan Perppu Cipta Kerja yang baru, sebuah pertanyaan pun muncul. Sebenarnya, sudah sesiap apa militer Indonesia menghadapi badai perang yang berpotensi muncul di Asia?
Perang Nuklir Ancam Asia
Sebelumnya, Vladimir Putin dengan tegas menolak menggunakan nuklir untuk berperang melawan Ukraina. Ini membuat negara-negara Barat bisa bernapas lega, namun tidak dengan Asia.
Saat Barat coba tidak memunculkan nuklir, empat negara Asia justru mulai sering menyinggung soal penggunaan nuklir yang bisa memicu perang dunia ketiga.
India dan Pakistan misalnya. Hubungan dua negara ini sedang memanas, dan keduanya mengancam akan menggunakan nuklir untuk melumpuhkan satu dan lainnya.
Setelah India dan Pakistan, kini Korea Selatan yang mulai membahas ingin mengadakan latihan nuklir dengan Amerika Serikat.
"Senjata nuklir milik Amerika Serikat, tetapi perencanaan, pembagian informasi, latihan dan pelatihan harus dilakukan bersama oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat," kata Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada awal tahun 2023 ini.