Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiada Damai Natal, Tiga Prajurit Rusia Tewas Dalam Serangan Drone Ukraina

Personel militer tersebut tewas akibat reruntuhan yang jatuh ketika pertahanan udara Rusia menembak jatuh drone itu.
Arsip - Tim penyelamat bekerja di lokasi bangsal bersalin sebuah rumah sakit yang dihancurkan oleh serangan rudal Rusia, saat serangan mereka ke Ukraina berlanjut, di Vilniansk, wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 23 November 2022./Antara
Arsip - Tim penyelamat bekerja di lokasi bangsal bersalin sebuah rumah sakit yang dihancurkan oleh serangan rudal Rusia, saat serangan mereka ke Ukraina berlanjut, di Vilniansk, wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 23 November 2022./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan tiga orang prajurit tewas dalam serangan oleh drone Ukraina di sebuah pangkalan udara militer di Rusia selatan yang menjadi markas pesawat pengebom strategis.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (26/12/2022), kantor berita Tass melaporkan personel militer tersebut tewas akibat reruntuhan yang jatuh ketika pertahanan udara Rusia menembak jatuh drone itu. Dilaporkan tidak ada kerusakan pada pesawat Rusia.

Kejadian ini merupakan kali kedua pangkalan Engels di wilayah Saratov terkena serangan setelah aksi pada 5 Desember yang merusak dua pesawat pengebom Tu-95, bersamaan dengan serangan di lapangan udara di daerah Ryazan.

Meski demikian, Ukraina belum secara terbuka menyatakan bertanggung jawab atas salah satu insiden yang terletak 500 kilometer (310 mil) dari perbatasan antara kedua negara.

"Jika Rusia berpikir bahwa perang tidak akan menyentuh mereka di lini belakang, mereka sangat salah," kata juru bicara pertahanan udara Ukraina Yuriy Ihnat tanpa mengomentari lebih lanjut terkait Ukraina terlibat atau tidak.

Rusia pada awal Desember membalas dengan menembakkan rentetan rudal yang diluncurkan dari udara dan laut terhadap infrastruktur energi dan komunikasi di Ukraina. 

Rusia telah melancarkan kampanye serangan rudal dan drone yang bertujuan untuk memutus pasokan air, pemanas, dan listrik di musim dingin untuk mencoba memaksa Ukraina menyerah, setelah pasukan Moskow mengalami serangkaian kekalahan di medan perang dalam invasi yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin pada 24 Februari.

Setelah beberapa kali terkena serangan, Ukraina memutuskan meminta bantuan sekutu Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk memperkuat pertahanan udaranya terhadap serangan tersebut.

AS memberikan sistem pertahanan rudal Patriot ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengunjungi Washington dalam perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak perang dimulai.

Rudal Patriot dibuat oleh perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan AS Raytheon. MIM-104 Patriot merupakan sistem rudal surface-to-air-missile atau SAM, atau rudal darat dengan target di udara yang awalnya dikembangkan untuk mencegat pesawat terbang tinggi.

Sistem Patriot hadir menggunakan baterai yang sepenuhnya bergerak mencakup pusat komando, stasiun radar untuk mendeteksi ancaman yang masuk, dan peluncur.

Menurut lembaga think tank Center for Strategic and International Studies (CSIS) AS, rudal pencegat saat ini untuk sistem Patriot menelan biaya sekitar US$4 juta (Rp62 miliar) per rudal dan biaya peluncur masing-masing sekitar US$10 juta (Rp150 miliar). Baterai ini secara teratur digunakan di seluruh dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper