Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Turki Hulusi Akar mengatakan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina akan berlanjut hingga tahun depan.
Ia menegaskan bahwa hal itu terjadi karena Kyiv, Ukraina mendapatkan dukungan dan bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan Barat.
Baca Juga
"Tampaknya perang ini tak akan berakhir dengan mudah," katanya pada Sabtu (24/12/2022)seperti dilansir dari TASS.
Selain itu, Ukraina pun tetap akan menjalankan rencananya dengan melatih pasukan untuk melancarkan serangan balik terhadap Rusia.
"Dukungan dari Amerika Serikat, Eropa dan Barat sedang berlangsung. Oleh karena itu, pelatihan pasukan Ukraina sedang berlangsung, rencana tetap berlaku dan uang sedang dialokasikan dalam anggaran mereka,” lanjutnya.
Selanjutnya, ia mengungkap pernyataan dari pihak Rusia, bahwa jika menyatukan Ukraina dengan sekutu maka kemungkinan besar perang akan meluas hingga tahun 2023.
“Di sisi lain, ada juga pernyataan dari Rusia. Jika kita menyatukannya, tidak salah untuk mengatakan bahwa perang ini kemungkinan besar akan meluas hingga tahun 2023," tambahnya.
Lalu, ia menjelaskan bahwa semua itu terlepas dari semua niatan untuk melakukan gencatan senjata dan perdamaian antar kedua negara yang bersitegang tersebut.
"Terlepas dari semua niat baik dan keinginan kita untuk mengadakan gencatan senjata dan perdamaian," katanya.
Diketahui sejak 24 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina, menyusul permintaan bantuan dari para pemimpin republik Donbass.
Usai Rusia menyerang Ukraina, pihak Barat telah menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Moskow. Selain itu, pihak Barat juga meningkatkan senjata ke Kyiv dan harga bantuan militer tersebut diperkirakan mencapai miliaran dolar.