Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menhan Turki: Konflik Rusia-Ukraina Akan Berlanjut hingga 2023

Menteri Pertahanan (Menhan) Turki Hulusi Akar mengatakan pada Sabtu (24/12/2022) bahwa konflik di Ukraina akan berlanjut hingga tahun depan.
Arsip - Tim penyelamat bekerja di lokasi bangsal bersalin sebuah rumah sakit yang dihancurkan oleh serangan rudal Rusia, saat serangan mereka ke Ukraina berlanjut, di Vilniansk, wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 23 November 2022./Antara
Arsip - Tim penyelamat bekerja di lokasi bangsal bersalin sebuah rumah sakit yang dihancurkan oleh serangan rudal Rusia, saat serangan mereka ke Ukraina berlanjut, di Vilniansk, wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 23 November 2022./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Turki Hulusi Akar mengatakan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina akan berlanjut hingga tahun depan.

Ia menegaskan bahwa hal itu terjadi karena Kyiv, Ukraina mendapatkan dukungan dan bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan Barat.

"Tampaknya perang ini tak akan berakhir dengan mudah," katanya pada Sabtu (24/12/2022)seperti dilansir dari TASS.

Selain itu, Ukraina pun tetap akan menjalankan rencananya dengan melatih pasukan untuk melancarkan serangan balik terhadap Rusia.

"Dukungan dari Amerika Serikat, Eropa dan Barat sedang berlangsung. Oleh karena itu, pelatihan pasukan Ukraina sedang berlangsung, rencana tetap berlaku dan uang sedang dialokasikan dalam anggaran mereka,” lanjutnya.

Selanjutnya, ia mengungkap pernyataan dari pihak Rusia, bahwa jika menyatukan Ukraina dengan sekutu maka kemungkinan besar perang akan meluas hingga tahun 2023.

“Di sisi lain, ada juga pernyataan dari Rusia. Jika kita menyatukannya, tidak salah untuk mengatakan bahwa perang ini kemungkinan besar akan meluas hingga tahun 2023," tambahnya.

Lalu, ia menjelaskan bahwa semua itu terlepas dari semua niatan untuk melakukan gencatan senjata dan perdamaian antar kedua negara yang bersitegang tersebut.

"Terlepas dari semua niat baik dan keinginan kita untuk mengadakan gencatan senjata dan perdamaian," katanya.

Diketahui sejak 24 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina, menyusul permintaan bantuan dari para pemimpin republik Donbass.

Usai Rusia menyerang Ukraina, pihak Barat telah menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Moskow. Selain itu, pihak Barat juga meningkatkan senjata ke Kyiv dan harga bantuan militer tersebut diperkirakan mencapai miliaran dolar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper