Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ukraina Krisis Senjata, NATO Akan Lakukan Ini

AS saat ini sedang berusaha untuk mengambil jeda dalam perang untuk mengatasi krisis senjata di Ukraina.
Ukraina Krisis Senjata, NATO Akan Lakukan Ini. Beberapa kendaraan terbakar setelah Rusia meluncurkan rudal ke Ibu Kota Kyiv, Ukraina pada Senin (10/10/2022). Serangan ini meningkatkan esklasi perang Rusia vs Ukraina/The Moscow Times
Ukraina Krisis Senjata, NATO Akan Lakukan Ini. Beberapa kendaraan terbakar setelah Rusia meluncurkan rudal ke Ibu Kota Kyiv, Ukraina pada Senin (10/10/2022). Serangan ini meningkatkan esklasi perang Rusia vs Ukraina/The Moscow Times

Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar AS untuk NATO, Julianne Smith mengatakan bahwa Ukraina dan Barat kini kekurangan senjata.

Pihak Amerika Serikat (AS) saat ini tampaknya sedang berusaha untuk mengambil jeda untuk mengatasi krisis senjata di Ukraina.

Duta Besar Republik Rakyat Lugansk (LPR) untuk Rusia, Rodion Miroshnik mengatakan bahwa sektor pertahanan NATO berupaya menambah persediaan senjata Ukraina.

Smith menyatakan bahwa Ukraina dan Barat menghadapi kekurangan senjata dan dia yakin bahwa negara-negara Barat akan menemukan cara untuk meningkatkan produksi senjata.

“Amerika Serikat kembali ingin menggunakan pembicaraan sebagai tabir asap untuk mendapatkan jeda teknologi untuk sektor pertahanannya, yang ternyata tidak siap untuk pasokan yang begitu luas," kata Smith.

Menurutnya, pihak Barat hanya perlu jeda untuk membuat lebih banyak senjata untuk persediaan perang Ukraina.

"Pernyataan ini hanya membuktikan bahwa Barat tidak ingin menyelesaikan [perjanjian Krisis Ukraina] sama sekali, hanya perlu jeda untuk membuat lebih banyak senjata," katanya, seperti dilansir dari TASS, Rabu (14/12/2022).

Diketahui, Putin menyatakan operasi militer khusus pada (24/2/2022) di Ukraina, sebagai tanggapan atas permintaan bantuan dari para kepala republik Donbass. 

Setelah itu, Barat memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dan meningkatkan pasokan senjata ke rezim Kyiv senilai puluhan miliar dolar.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan pada awal Desember bahwa situasi di Ukraina dapat diselesaikan melalui pembicaraan damai antara Moskow dan Kyiv.

Politisi terkemuka lainnya dari negara-negara NATO juga mengakui bahwa perlu adanya dialog semacam itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper