Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar AS untuk NATO, Julianne Smith mengatakan bahwa Ukraina dan Barat kini kekurangan senjata.
Pihak Amerika Serikat (AS) saat ini tampaknya sedang berusaha untuk mengambil jeda untuk mengatasi krisis senjata di Ukraina.
Duta Besar Republik Rakyat Lugansk (LPR) untuk Rusia, Rodion Miroshnik mengatakan bahwa sektor pertahanan NATO berupaya menambah persediaan senjata Ukraina.
Smith menyatakan bahwa Ukraina dan Barat menghadapi kekurangan senjata dan dia yakin bahwa negara-negara Barat akan menemukan cara untuk meningkatkan produksi senjata.
“Amerika Serikat kembali ingin menggunakan pembicaraan sebagai tabir asap untuk mendapatkan jeda teknologi untuk sektor pertahanannya, yang ternyata tidak siap untuk pasokan yang begitu luas," kata Smith.
Menurutnya, pihak Barat hanya perlu jeda untuk membuat lebih banyak senjata untuk persediaan perang Ukraina.
"Pernyataan ini hanya membuktikan bahwa Barat tidak ingin menyelesaikan [perjanjian Krisis Ukraina] sama sekali, hanya perlu jeda untuk membuat lebih banyak senjata," katanya, seperti dilansir dari TASS, Rabu (14/12/2022).
Diketahui, Putin menyatakan operasi militer khusus pada (24/2/2022) di Ukraina, sebagai tanggapan atas permintaan bantuan dari para kepala republik Donbass.
Setelah itu, Barat memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dan meningkatkan pasokan senjata ke rezim Kyiv senilai puluhan miliar dolar.
Baca Juga
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan pada awal Desember bahwa situasi di Ukraina dapat diselesaikan melalui pembicaraan damai antara Moskow dan Kyiv.
Politisi terkemuka lainnya dari negara-negara NATO juga mengakui bahwa perlu adanya dialog semacam itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel