Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan Rusia pada Selasa (6/12/2022) saling menuduh tidak tertarik dengan pembicaraan perdamaian Ukraina.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyerukan gencatan senjata untuk mengakhiri perang Rusia dengan Ukraina yang terjadi sejak 9 bulan lalu.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengungkap pada pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi kemanusiaan di Ukraina.
Menurutnya, Moskow telah mencatat minat dari mayoritas negara anggota PBB dalam penyelesaian diplomatik dan ketegangan dua negara itu.
"Kami menanggapi ini dengan sangat serius. Kami menegaskan kesediaan kami untuk melakukan negosiasi," katanya, seperti dilansir dari CNA, Rabu (7/12/2022).
Lebih lanjut, tujuannya adalah untuk menghilangkan akar penyebab yang memaksa Rusia untuk memulai operasi militer khusus.
Baca Juga
Pada awalnya, Moskow mengatakan bahwa misinya adalah untuk melucuti Ukraina sehingga tidak bisa menjadi ancaman bagi Rusia.
Negara-negara Barat percaya bahwa tujuan awal Rusia yang sebenarnya adalah mengalahkan militer Ukraina dan menggulingkan pemerintah pro-Baratnya.
Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan perdamaian, lebih dari negara lainnya.
"Ukraina membutuhkan perdamaian dan Ukraina menginginkan perdamaian. Lebih dari negara lain mana pun. Wilayah kamilah yang telah diserbu," kata Kyslytsya.
Lebih lanjut, pihaknya mengatakan bahwa Rusia terus meyakini negara lain bahwa negaranya bukan agresor.
"Harap ingat ini setiap kali Moskow mencoba untuk meyakinkan kami bahwa bukan agresor, tetapi korban yang menolak upaya perdamaian," lanjutnya.
Nebenzia menuduh negara-negara Barat tidak tertarik dengan penyelesaian diplomatik di Ukraina karena justru memperluas pengiriman ke Kyiv.
"Apa yang Anda lihat sekarang adalah perang yang berlangsung di Barat melawan Rusia. Ini sesuatu yang membuat kami tidak punya pilihan lain, selain melanjutkan tujuan operasi militer kami," katanya.