Bisnis.com, JAKARTA - Ada indikasi keberadaan polisi moral di Iran ditangguhkan. Hal itu menyusul protes besar-besaran yang kini memasuki bulan ketiga.
Protes meletus tak lama setelah kematian Mahsa Amini, seorang wanita berusia 22 tahun yang ditangkap oleh unit polisi penjaga moralitas di Teheran karena diduga tidak mematuhi aturan berpakaian wajib untuk wanita.
Dilansir dari Aljazeera, Minggu (4/12/2022),Jaksa Agung Mohammad Jafar Montazeri, dikutip oleh media lokal, mengungkapkan bahwa operasi polisi moral telah berakhir.
Menurutnya, polisi moral tidak memiliki hubungan dengan peradilan.
Sayangnya, tidak ada konfirmasi lain bahwa pekerjaan unit, yang secara resmi ditugaskan untuk memastikan 'keamanan moral' di masyarakat, telah dihentikan.
Montazeri juga tidak mengatakan polisi moralitas telah dibubarkan tanpa batas waktu.
Baca Juga
Apalagi, tidak ada indikasi undang-undang yang memberlakukan aturan berpakaian wajib akan diubah atau direvisi.
Adapun, unit 'polisi moral' berkeliling dengan van putih dan hijau, kebanyakan menyuruh wanita di jalan untuk memperbaiki jilbab mereka atau membawa mereka ke apa yang disebut pusat "pendidikan ulang" jika dianggap perlu. Namun, van tersebut belum terlihat di sekitar Teheran atau kota lain belakangan ini.
Amini, yang meninggal dunia usai ditindak polisi moral, sempat disebut menderita stroke setelah koma selama tiga hari di rumah sakit.
Namun, keluarganya meyakini bahwa Amini meninggal karena dipukuli.