Bisnis.com, JAKARTA - Pada tahun 2023 mendatang, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 1 dari 23 orang atau setara dengan 339 juta orang akan membutuhkan bantuan kemanusiaan. Jumlah ini bertambah 65 juta orang atau mengalami peningkatan 25 persen dari tahun sebelumnya.
Hal ini dikarenakan berbagai peristiwa yang terjadi pada tahun 2022, menjadikan peningkatan kebutuhan bantuan kemanusiaan meningkat.
Mengutip laman The Guardian pada Sabtu (3/12/2022), sejumlah ‘peristiwa ekstrem’ seperti perang Rusia-Ukraina dan pemanasan global yang terjadi di tahun ini, akan membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal dan berbagai fasilitas kesehatan sehingga menimbulkan krisis pangan yang meluas, selain di Afghanistan, Somalia dan Yaman.
Dalam hal ini, PBB melalui Laporan Kemansiaan Global atau Global Humanitarian Overview (GHO) tahun 2023 bersama dengan sejumlah badan kerjasama mengajukan donor sebesar $51,5 miliar atau Rp794 triliun untuk mendanai upaya bantuan.
Dana ini akan dialokasikan pada 339 juta orang di 68 negara yang terdampak krisis pangan tahun 2023 mendatang.
"Tidak ada keraguan bahwa tahun 2023 akan mengabadikan tren 'pada steroid' ini (krisis iklim), angka 339 juta, 1 atau satu dari 23 orang, setara dengan negara terpadat ketiga di dunia, jadi ini angka yang fenomenal, dan angka yang menyedihkan” ungkap Koordinator Bantuan Darurat PBB Martin Griffiths pada pada presentasi GHO, dikutip dari The Guardian pada Sabtu (3/12/2022).
Baca Juga
Selain itu, dalam GHO ini, PBB juga mengungkap, sekitar 222 juta orang di 53 negara akan mengalami kerawanan pangan yang parah pada akhir tahun 2022 ini. Kemudian 45 juta orang dari 37 negara berisiko kelaparan.