Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raja Malaysia Perpanjang Tenggat Waktu, Muhyiddin Yassin Klaim Kantongi Suara Mayoritas

Aliansi Perikatan Nasional mengatakan mengklaim telah menyerahkan deklarasi 112 anggota parlemen kepada raja untuk mendukung Muhyiddin sebagai perdana menteri.
Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan Muhyiddin Yassin saat masih menjabat Perdana Menteri Malaysia di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat 5 Februari 2021 - Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan Muhyiddin Yassin saat masih menjabat Perdana Menteri Malaysia di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat 5 Februari 2021 - Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmah Shah memberikan tambahan waktu kepada pemimpin partai hingga Selasa (22/11/2022) untuk mencari koalisi dan guna mendapatkan suara mayoritas di parlemen dan menentukan Perdana Menteri.

Dilansir Bloomberg pada Senin (21/11/), pemimpin partai masih punya waktu hingga Selasa pukul 14.00 waktu setempat untuk menyampaikan rencana pemerintahan baru. Sebelumnya, raja menetapkan batas waktu pada hari ini pukul 14.00.

Baik koalisi reformis multi-etnis Pakatan Harapan Anwar Ibrahim maupun aliansi Islamis pro-Melayu Muhyiddin Yassin belum mendapatkan suara mayoritas pada hari Sabtu. Mantan koalisi yang berkuasa Barisan Nasional belum memutuskan akan merapat ke koalisi mana yang mereka dukung.

Penundaan itu beerpotensi semakin meningkatkan gejolak politik Malaysia selama bertahun-tahun. Tidak ada perdana menteri yang tetap berkuasa selama lebih dari 22 bulan sejak pemilihan umum terakhir pada 2018.

Tak lama setelah istana mengeluarkan pernyataan itu, aliansi Perikatan Nasional mengatakan telah menyerahkan deklarasi tersumpah kepada raja lebih dari 112 anggota parlemen untuk mendukung Muhyiddin sebagai perdana menteri. PN telah memenangkan 73 kursi dari 220 kursi parlemen yang diperebutkan pada hari Sabtu, sedikit di bawah Pakatan Harapan yang mendapat 82 kursi.

Perikatan Nasional termasuk partai islam Parti Islam Se-Malaysia (PAS). Kemenangan PAS dapat merusak kepercayaan investor karena partai tersebut sebelumnya telah menyerukan penerapan hukum Syariah garis keras di negara ini.

Dalam keterangan terpisah, Anwar Ibrahim mengatakan dia optimis memimpin pemerintahan koalisi Barisan Nasional dan sekarang sedang menunggu keputusan resmi dari koalisi penguasa sebelumnya.

Jika BN bergabung ke koalisi anwar, keduanya akan memberikan kursi mayoritas yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan baru. Namun, salah satu anggota parlemen BN, mantan Menteri Pertahanan Hishammuddin Hussein, mengatakan dia lebih suka dipecat dari partai daripada bekerja dengan Pakatan Harapan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper