Bisnis.com, JAKARTA - Rusia menyerukan negara-negara G20 untuk berhenti membicarakan soal keamanan dan fokus ke pembahasan sosial-ekonomi dunia. Rusia mengungkap hal itu menjelang pertemuan para petinggi negara forum G20 di Bali, Indonesia.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia akan mempertemukan kelompok negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada pekan ini, seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin (14/11/2022).
Pada pertemuan tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden diharapkan oleh forum G20 dari berbagai negara untuk bisa menekan Rusia atas invasi ke Ukraina.
Menjelang KTT G20, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa pada dasarnya yang penting dari G20 yaitu memusatkan upayanya pada ancaman nyata bukan imajiner.
"Kami yakin bahwa G20 dipanggil untuk menangani masalah sosial-ekonomi. Memperluas agendanya ke bidang perdamaian dan keamanan, yang dibicarakan banyak negara, tidak dapat dilakukan. Ini akan menjadi serangan langsung terhadap mandat Dewan Keamanan PBB dan akan merusak atmosfir kepercayaan dan kerja sama di G20," lanjutnya.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov akan memimpin delegasi Rusia ke KTT G20 usai Kremlin mengatakan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin terlalu sibuk untuk hadir.
Lavrov pada Minggu (13/11/2022), melayangkan kritik pada negara Barat karena telah berupaya memiliterisasi Asia Tenggara dan berpotensi memicu ketegangan di KTT G20.
Rusia mengatakan krisis pangan global akan menjadi bagian penting dari agenda KTT G20 Bali, beberapa hari sebelum kesepakatan biji-bijian Laut Hitam berakhir pada Sabtu (19/11/2022).
Moskow menyerukan kepada Barat untuk melonggarkan beberapa sanksi terkait pemblokiran ekspor pertanian dan pupuk.
Sementara itu, sejauh ini Rusia telah menolak berkomitmen untuk memperpanjang kesepakatan untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian dari pelabuhan selatan Ukraina.