Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus Wapres Redam Tensi Politik: Lakum Capresukum, Walana Capresuna

Wapres mengimbau masyarakat untuk menanggapi berbagai perbedaan pilihan politik dengan santai yakni menggunakan prinsip lakum capresukum, walana capresuna.
Jurus Wapres Redam Tensi Politik: Lakum Capresukum, Walana Capresuna. / Antara
Jurus Wapres Redam Tensi Politik: Lakum Capresukum, Walana Capresuna. / Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengimbau masyarakat untuk menanggapi berbagai perbedaan pilihan politik dengan santai dengan prinsip lakum Capresukum, walana Capresuna.

“Kalau berbeda Capres, lakum Capresukum, walana Capresuna [untukmu capresmu, untukku capresku),” canda Ma'ruf dikutip melalui Youtube Sekretariat Wakil Presiden, dikutip Selasa (25/10/2022).

Menurutnya, memanasnya suhu politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akhir-akhir ini kian terasa di Tanah Air. Terlebih, setelah beberapa partai politik secara resmi mendeklarasikan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung pada Pemilu mendatang.

Hal tersebut tentu mengundang perdebatan tidak hanya di kalangan para elite partai, tetapi juga masyarakat yang mulai menentukan pilihannya masing-masing. 

Lebih lanjut Ma'ruf menyampaikan, selain perbedaan dalam pemilihan capres-cawapres, perbedaan juga kerap terjadi pada pemilihan partai serta dengan visi misinya masing-masing. Untuk itu, hal ini juga perlu disikapi dengan baik.

“Saya sering mengatakan kalau kita berbeda partai kita katakan lakum partaiukum, walana partaiuna [untukmu partaimu, untukku partaiku], ya sudah masing-masing partai saja,” ujarnya diikuti tawa tamu undangan yang hadir.

Pada kesempatan yang sama, Ma'ruf juga memaparkan bahwa bangsa Indonesia sejauh ini telah melewati banyak kontestasi politik, sehingga perbedaan yang terjadi menjelang Pemilu merupakan hal yang wajar. Ia menilai, yang paling penting adalah bagaimana menghadapi perbedaan pilihan politik secara damai.

“Oleh karena itu, kita tidak boleh kemudian karena perbedaan menyebabkan perpecahan,” pungkas Ma'ruf.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper