Bisnis.com, JAKARTA – Akhir pekan lalu, tensi politik tiba-tiba menghangat ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para elite politik hati-hati memilih calon presiden.
Pernyataan itu dianggap tidak biasa, apalagi tokoh yang datang pada waktu itu terdiri dari politikus senior Partai Golkar hingga elite partai politik selain Golkar.
Di antara jajaran elite politik yang hadir antara lain Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
"Jangan sembarangan memilih calon presiden dan wakil presiden," kata Jokowi, Jumat pekan lalu.
Banyak pihak menilai bahwa pernyataan Jokowi tersebut ditujukan kepada Surya Paloh. Hubungan antara Surya Paloh dan Jokowi memang sedang dikabarkan renggang usai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Presiden.
Bumbu-bumbu keretakan antara tokoh politik itu muncul usai beredarnya video yang dinarasikan Jokowi enggan membalas pelukan Surya Paloh.
Baca Juga
Terdapat gesture menarik yang ditunjukkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Partai Golongan Karya (Golkar).
Dikutip melalui akun Twitter @_ekokuntadhi, disebut bahwa terdapat bahasa tubuh dari Presiden Jokowi tersebut yang tidak bisa membohongi perasaannya terhadap Ketum NasDem tersebut.
Menurut pantauan Bisnis, sebelum beredar penggalan video yang menarasikan Jokowi menolak pelukan Surya Paloh saat puncak acara HUT ke-58 Partai Golkar. Pada momen tersebut Surya Paloh sebenarnya ingin memberikan pelukan kepada Jokowi. Namun, Jokowi seakan ogah atau enggan dipeluk Ketum Partai Nasdem tersebut.
Meski demikian, Surya Paloh sempat menjabat tangan Jokowi dan keduanya saling berbalas senyum hangat.
Surya pun menekankan bahwa pada HUT ke-58 Partai Golkar suasana ramai sehingga dirinya juga tidak memiliki niatan untuk memeluk Kepala Negara pada momen terbuka tersebut.
“Ini kan biasa [tidak berpelukan], apa masalahnya? Bagaimana mau membalas [pelukan] dalam suasana banyak ramai kanan dan kiri, kalau hanya berdua kan biasa berpelukan, apalagi jarang sekali kemesraan ditunjukkan ke publik,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (21/10/2022).
Tamparan Bagi Surya Paloh?
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro menerjemahkan pidato Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat menghadiri HUT ke-58 Partai Golkar pada Jumat (21/10/2022). Pidato itu dinilai menyindir Partai NasDem, Gerindra dan PDIP.
Dalam pidatonya, Jokowi meminta agar partai politik berhati-hati dan tidak sembrono dalam menentukan calon presiden pada Pilpres 2024.
Menurut Agung, pernyataan Jokowi itu secara langsung atau tidak menjadi kritik atau masukan bagi partai yang hadir saat acara seperti PDIP, PSI, PPP, PAN, NasDem, Demokrat, dan PKS.
"Dalam konteks, 'jangan sembrono' dalam memutus siapa capres, perihal ini lebih ditujukan kepada Gerindra dan NasDem yang sudah punya jagoan, yakni Prabowo dan Anies," ujar Agung dalam keterangannya, Sabtu (22/10/2022).
Jokowi menyampaikan hal ini saat memberikan pesan kepada Partai Golkar agar hati-hati dan tidak sembrono mendeklarasikan calon presiden dan wakil presiden 2024.
Presiden berpesan agar partai berlambang pohon beringin itu memilih capres yang memiliki kualitas.
"Meskipun tadi saya lihat, sudah teriak semua Pak Airlangga Hartarto dan saya juga meyakini bahwa yang akan dipilih oleh partai Golkar, capres maupun cawapres ini adalah tokoh-tokoh yang bener," ujar Jokowi.