Bisnis.com, JAKARTA — Kira-kira Kamis (13/10/2022) malam, salah satu akun media sosial berkabar bahwa Istana akan kedatangan perwira menengah dan perwira tinggi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dari seluruh Indonesia.
Para perwira itu diminta untuk mendengar arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (14/10/2022). Entah kebetulan atau tidak, hari itu tepat tanggal kelahiran mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Hoegeng Imam Santoso.
Jenderal Hoegeng dikenal sebagai polisi jujur. Swargi KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur bahkan pernah melempar lelucon bahwa hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia. Satu patung polisi, dua polisi tidur dan satu lagi adalah Jenderal Hoegeng.
Presiden Jokowi mungkin sengaja memilih tanggal 14 Oktober supaya para perwira Polri mengenang sekaligus mencontoh gaya hidup dan kejujuran Jenderal Hoegeng. "Soal gaya hidup ini hati-hati, saya ingatkan betul," kata Jokowi menekankan.
Mengutip situs resmi Sekretariat Kabinet, pertemuan antara Presiden Jokowi dan jajaran Polri dihadiri sebanyak 559 personel yang terdiri dari pejabat utama Mabes Polri, Kepala Kepolisian Daerah, dan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres).
Dalam foto-foto yang beredar, para perwira tinggi itu antre satu per satu untuk masuk ke lingkungan Istana. Mereka juga harus menjalani sejumlah tes, salah satunya tes urine untuk bisa mendengar langsung arahan Kepala Negara.
Baca Juga
Dalam arahannya kepada Polri, Presiden Jokowi pada intinya meminta Korps Bhayangkara itu menjaga soliditas dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Hal itu disampaikan oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo saat memberikan keterangan pers usai mendampingi Presiden bertemu dengan para perwira tersebut.
”Arahan dari beliau jelas dan tegas bahwa kami semua harus solid untuk bersama-sama berjuang melakukan apa yang menjadi tugas pokok fungsi kami pelindung, pengayom, pelayan masyarakat, responsif terhadap apa yang menjadi keluhan masyarakat, respons cepat, dan kita memiliki sense of crisis di tengah situasi yang sulit ini,” ujar Kapolri dikutip Sabtu (15/10/2022).
Selain itu, kata Kapolri, Kepala Negara juga meminta jajaran Polri untuk melakukan langkah-langkah perbaikan dan tindakan tegas terhadap berbagai hal yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi Polri, mulai dari gaya hidup hingga pelanggaran yang dilakukan oleh jajaran Polri.
“Ini menjadi arahan dari Bapak Presiden dan kami akan tidak lanjuti untuk melakukan langkah-langkah dan tindakan tegas, termasuk juga tentunya pemberantasan judi online, pemberantasan narkoba, dan pemberantasan hal-hal yang tentunya sangat mengganggu dan meresahkan masyarakat,” ujarnya.
Konco Listyo
Jumat itu itu benar-benar menjadi hari sibuk bagi Listyo Sigit Prabowo yang dilantik Presiden sebagai Kapolri pada 27 Januari 2021.
Usai mendampingi Presiden, siang harinya Kapolri memberikan keterangan pers terkait dengan pergeseran jabatan Kapolda Jawa Timur.
Malam harinya, Listyo Sigit juga memberi keterangan terkait dengan penangkapan bandar narkoba yang dipulangkan dari Malaysia.
Kaitannya pergantian jabatan di Polda Jatim, Kapolri menangguhkan penunjukan Irjen Pol. Teddy Minahasa Putra yang sedianya menjabat sebagai Kapolda Jatim.
Menurut Listyo, mantan ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu harus menjalani pemeriksaan oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri terkait dengan dugaan peredaran narkotika.
Teddy Minahasa yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sumatra Barat, menurut Kapolri telah diamankan dan menjalani pemeriksaan, tepat saat para perwira tinggi tengah menjalani arahan Presiden Jokowi di Istana.
Selanjutnya, telegram Kapolri menunjuk Irjen Pol. Toni Harmanto sebagai Kapolda Jatim yang baru menggantikan Teddy Minahasa yang belum sempat menjalani serah terima jabatan.
Sekadar merekam memori, Teddy Minahasa memiliki karier cukup cemerlang di jajaran Polri. Wajahnya mulai banyak disorot kamera saat Pilpres 2014.
Teddy Minahasa tercatat sebagai salah anggota tim pengamanan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 yang ditugaskan oleh Polri.
Kala itu, Teddy berada dalam ring utama pasangan capres-cawapres, Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Dalam setiap kegiatan kampanye Jokowi, Teddy Minahasa menjadi perisai utama atau orang paling dekat untuk pengamanan capres kala itu.
Usai pilpres dan pasangan presiden-wakil presiden terpilih dilantik, Teddy Minahasa masih dipercaya sebagai bagian dari Tim Pengamanan Presiden. Hanya saja, tugas Teddy pada saat itu bergeser menjadi ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sementara itu, ajudan Presiden Jokowi dari jajaran Polri diemban oleh Listyo Sigit Prabowo.
Setelah tidak lagi menjabat sebagai ajudan, Teddy sempat ditugaskan Polri sebagai Tim Ahli Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Selepas itu, dia menempati sejumlah jabatan penting di lingkungan Polri seperti menjabat sebagai Kapolda Banten, Wakil Kapolda Lampung, Kapolda Sumbar, hingga terakhir ditugaskan untuk memimpin Polda Jatim.
Di luar karier polisinya yang moncer, Teddy Minahasa juga tercatat sebagai peraih penghargaan Wibawa Seroja Nugraha.
Penghargaan itu didapatkan sebagai peraih nilai terbaik atas karya tulis ilmiah perorangan (taskap) Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) ke-21 yang digelar oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
Penganugerahan penghargaan Wibawa Seroja Nugraha kepada Teddy Minahasa Putra diberikan pada upacara penutupan PPSA XXI, 23 November 2017 di Jakarta.
Teddy menjadi satu dari 11 orang yang mendapat rekomendasi instansi Polri sebagai peserta pendidikan itu bersama dengan kolega lainnya seperti Listyo Sigit Prabowo yang saat ini menjabat sebagai Kapolri, Firli Bahuri (Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi), hingga Heru Winarko (mantan Kepala Badan Narkotika Nasional).
“Kita melihat ada keterlibatan Irjen TM [Teddy Minahasa]. Atas dasar tersebut, saya minta Propam menjemput dan memeriksa TM,” kata Kapolri Listyo Sigit saat memberikan keterangan pers.
Apakah ini menjadi akhir karier cemerlang sang mantan perisai Istana itu?