Bisnis.com, SOLO - Vladimir Putin tengah menghadapi gelombang ujian yang berat dalam misinya untuk merebut kembali beberapa wilayah di Ukraina.
Dilansir dari Al Arabiya, Putin dikabarkan mulai ditinggal beberapa sekutunya yakni Iran, China dan Turki dalam upaya menentang hegemoni Amerika Serikat.
Tampaknya, tiga negara yang selama ini jadi sekutu Putin dan Rusia tersebut lebih "takut" akan sanksi Amerika Serikat ketimbang Rusia.
Iran misalnya, negara tersebut saat ini tengah menghadapi gelombang protes anti-pemerintah.
Kelompok garis keras saat ini yang bertanggung jawab di Teheran tidak berhenti terlibat dengan Barat.
Faktanya, mereka sedang menegosiasikan kesepakatan dengan AS dan sekutu Baratnya untuk mencabut sanksi yang diterapkan kembali oleh mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak.
Kemudian China, dikabarkan tidak lagi tertarik bergabung dengan upaya Putin untuk mengubah tatanan keuangan internasional global, yang didominasi oleh dolar AS, yang cocok untuk Beijing.
China pada akhirnya berjalan di visinya sendiri yakni untuk menggantikan AS sebagai pemain dominan. Ini berbeda dengan tujuan Putin yang berharap untuk meruntuhkan sistem saat ini sepenuhnya.
Sementara Turki yang selama ini terkena sanksi Barat karena mendukung Rusia, kini bank-bank Turki mulai berpikir bahwa akan lebih menguntungkan jika melakukan upaya untuk menghindari sanksi AS.