Bisnis.com, JAKARTA – Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono mengaku tidak pernah memiliki minat memimpin PPP.
Mardiono merasa sudah mapan dengan segala usaha yang dimilikinya sehingga tak pernah terpikir untuk mengincar jabatan tertinggi parpol.
"Saya tidak pernah punya niat, ambisi pribadi untuk semua jabatan itu. Hidup saya, untuk kepentingan hidup, dalam materi, sudah punya lahan. Saya bangun usaha,” jelas Mardiono saat dikonfirmasi Bisnis, Kamis (8/9/2022).
Menurutnya, dia hanya menerima amanat yang diserahkan kepadanya oleh para kader PPP.
Terkait pelengseran Suharso Manoarfa dari kursi ketua umum, Mardiono membeberkan beberapa alasan di baliknya. Banyak kader partai di daerah, katanya, merasa kesulitan komunikasi dengan Suharso Monoarfa. Selain itu, sambungnya, banyak kader yang merasa khawatir dengan keadaan PPP jelang Pemilu 2024.
"Surat yang dilayangkan tidak direspons," ungkap Mardiono.
Baca Juga
Sekadar informasi, pada Senin (5/9/2022), Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP menetapkan Mardiono sebagai Plt. Ketum PPP menggantikan Suharso untuk sisa masa bakti 2020-2025.
Selain sebagai politisi, Mardiono juga dikenal sebagai pengusaha. Dia memiliki bisnis bernama Buana Centra Swakarsa (BCS) Group yang bergerak di bidang jasa logistik dan beberapa bisnis lainnya.
Keterampilan bisnis membuat Mardiono terpilih jadi Ketua Bidang Industri dan Perdagangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Provinsi Banten periode 2002 – 2007. Lalu, pada 2007 – 2017 dia terpilih jadi Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Provinsi Banten.
Berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) di laman elhkpn.kpk.go.id Mardiono memiliki harta dengan total Rp1.270.883.511.147 atau Rp1,27 triliun.