Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Mikhail Gorbachev, Presiden Terakhir Uni Soviet yang Meninggal di Usia 91 Tahun

Gorbachev mendorong perubahan radikal pada ekonomi Uni Soviet setelah ia menjadi pemimpin Partai Komunis pada tahun 1985.
Gorbachev memberikan pernyataan usai pemutaran film dokumen Meeting Gorbachev di Moskow, Kamis (8/11/2018)./Reuters-Tatya Makeyeva
Gorbachev memberikan pernyataan usai pemutaran film dokumen Meeting Gorbachev di Moskow, Kamis (8/11/2018)./Reuters-Tatya Makeyeva

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Presiden Terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev meninggal dunia di usia 91 tahun pada Selasa (30/8/2022). Semasa hidupnya, ia terkenal sebagai orang yang membawa perubahan hingga runtuhnya Soviet.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (31/8), Interfax dan layanan berita Tass yang dikelola pemerintah Rusia mengatakan Gorbachev meninggal setelah dirawat lama di rumah sakit di Moskow karena telah mengidap penyakit serius sejak lama.

Gorbachev mendorong perubahan radikal pada ekonomi Uni Soviet setelah ia menjadi pemimpin Partai Komunis pada tahun 1985, pada usia 54 tahun.

Ia dikenal dengan kebijakannya yang populer yaitu perestroika dan kebijakan keterbukaan atau glasnost. Kebijakan ini melepaskan politik yang meruntuhkan Tembok Berlin pada tahun 1989 dan mengakhiri pemerintahan Soviet dua tahun kemudian.

Karier Gorbachev hancur dalam prosesnya, membuatnya menjadi pengamat evolusi politik dan ekonomi Rusia. Dalam pidato perpisahan yang disampaikan di televisi nasional pada 25 Desember 1991, hari di mana Uni Soviet dan kepresidenannya secara resmi dibubarkan, Gorbachev mengatakan dia tidak menyesal.

“Saya mengerti bahwa memulai reformasi dalam skala besar dalam masyarakat seperti kita adalah pekerjaan yang paling sulit dan berisiko. Tetapi bahkan sekarang, saya yakin bahwa reformasi demokrasi yang dimulai pada musim semi 1985 secara historis dapat dibenarkan,” ungkapnya saat itu.

Sebelum era Gorbachev, sebagian besar ahli Kremlinologi memperkirakan sistem Uni Soviet, negara satu partai yang menjalankan semua aspek kehidupan publik, hanya dapat runtuh melalui perang saudara.

Gorbachev yang dikenal karena tanda lahir merah di kepalanya yang botak, membuka jalan bagi pembubaran negara Soviet. Hal ini menyebabkan relatif sedikit kekerasan terjadi di Rusia, dengan kerusuhan sebagian besar terbatas pada konflik di wilayah termasuk Georgia, Azerbaijan, Armenia dan Moldova.

Profesor politik Universitas Oxford Archie Brown mengatakan hasil terbesar dari Gorbachev yang tidak diinginkannya adalah disintegrasi Uni Soviet.

“Gorbachev, pada tahun 1988, secara sadar mulai membongkar sistem Soviet. Dia sama sekali tidak ingin melihat hilangnya negara Soviet,” ungkap Archie yang juga penulis Seven Years that Changed the World: Perestroika in Perspective.

Popularitas Gorbachev menurun bahkan sebelum jatuhnya Soviet, sebagian karena penduduk menderita dari tekanan ekonomi terencana negara yang diperburuk oleh harga minyak yang rendah. Tahun-tahun berikutnya sangat sulit. Ekonomi Rusia terkontraksi hampir 40 persen antara tahun 1990 dan 1997, setara dengan Depresi AS tahun 1930-an.

“Gorbachev adalah orang yang membawa perubahan dan masalah,” kata Andrei Grachev, mantan penasihat Gorbachev dan penulis “Gorbachev,” sebuah biografi yang diterbitkan dalam bahasa Rusia pada tahun 2001.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper