Bisnis.com, JAKARTA – Banjir besar yang melanda di Pakistan menelan korban jiwa hingga 1.000 orang sejak musim hujan terjadi di pertengahan Juni lalu. Menteri iklim Pakistan menyebut musim hujan ini sebagai bencana iklim yang serius.
Dilansir Euronews pada Senin (28/8/2022, banjir besar akibat hujan lebat telah menghanyutkan desa-desa dan tanaman. Tim SAR yang dibandu militer Pakistan berupaya mengevakuasi penduduk yang kamp-kamp bantuan yang aman dan menyediakan makanan bagi ribuan orang Pakistan yang terlantar.
Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan melaporkan korban tewas sejak musim hujan dimulai pada Juni 2022 mencapai 1.061 orang setelah kematian baru dilaporkan di berbagai provinsi.
Sementara itu, senator dan pejabat tinggi iklim Pakistan Sherry Rehman mengatakan di Twitter bahwa Pakistan sedang mengalami bencana iklim yang serius yang menjadi salah satu yang paling sulit dalam dekade ini.
“Kami saat ini berada di titik nol dari garis depan peristiwa cuaca ekstrem, dalam gelombang gelombang panas yang tak henti-hentinya, kebakaran hutan, banjir bandang, beberapa ledakan danau glasial, peristiwa banjir, dan sekarang musim hujan luar biasa sedang melanda tanpa henti," ungkapnya di Twitter.
Dalam kunjungannya ke provinsi Balochistan yang dilanda banjir parah, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif memohon bantuan dunia untuk menanggulangi bencana banjir yang berdampak terhadap 33 juta orang ini.
Baca Juga
“Saya belum pernah melihat banjir seperti itu dalam kehidupan pribadi dan profesional saya. Keempat sudut Pakistan terendam air. Saya meminta orang-orang untuk maju dan membantu,” ungkap Sharif, dilansir The Guardian, Senin (29/8/2022).
Hujan deras dimulai pada bulan Juni dan musim hujan yang tidak normal telah mempengaruhi lebih dari 33 juta orang, setara 1/7 warga Pakistan. Hampir 300.000 rumah hancur, banyak jalan tidak dapat dilalui, dan pemadaman listrik meluas. Media lokal melaporkan bahwa setidaknya 83.000 ternak mati dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, Sherry mengatakan mengatakan bahwa jumlah penduduk yang terkena dampak banjir dapat meningkat dari 33 juta karena banjir terus berlanjut, dan bahwa tahun ini telah ditandai oleh satu musim ekstrem setelah gelombang panas mematikan pada bulan Maret dan April.
“Pada banjir 2010, seperlima Pakistan terendam air. Ini lebih buruk,” pungkasnya.