Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) akan memberikan 4 Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS) lagi kepada Ukraina untuk memerangi pasukan Rusia, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Sebelumnya, Ukraina meminta Washington untuk mengirim lebih banyak HIMARS dengan mengatakan bahwa pasukan Kyiv telah menggunakannya untuk menghancurkan sekitar 30 stasiun komando dan depot amunisi Rusia sejauh ini.
“AS akan mengirim empat lagi sistem roket canggih HIMARS dengan total 16 unit. Ukraina telah memanfaatkan HIMARS dengan sangat baik dan Anda dapat melihat dampaknya di medan perang," kata Austin seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (21/7/2022).
Rusia terus melakukan serangan rudal tanpa henti dan cara itu adalah taktik kejam yang mengingatkan kembali pada kengerian Perang Dunia I. Jadi, Ukraina membutuhkan senjata dan amunisi untuk menahan serangan ini dan untuk menyerang balik, katanya.
Selain itu, AS akan memberikan amunisi tambahan Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS), yang dapat secara tepat menyerang target hingga jarak 80 kilometer (50 mil).
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov pada hari Selasa (19/7/2022) meminta peningkatan besar dalam jumlah HIMARS dengan mengatakan setidaknya 100 diperlukan untuk serangan balasan yang efektif terhadap pasukan Moskow.
Baca Juga
Dia juga memperbarui seruan untuk memperoleh amunisi jarak jauh 100 km hingga 150 km, untuk menghadapi Rusia.
Ketika ditanya tentang amunisi jarak jauh, Austin berkata: "Kami pikir apa yang mereka miliki dan apa yang mereka kerjakan benar-benar memberi mereka banyak kemampuan."
Jenderal Mark Milley, Kepala Staf Gabungan AS, mencatat bahwa peluncur HIMARS dapat menampung enam roket GMLRS tetapi hanya satu rudal ATACMS yang dapat menyerang target hingga 300 kilometer jauhnya.
“Saat ini, GMLRS benar-benar memenuhi kebutuhan mereka,” kata Milley.
Sementara itu, Uni Eropa menyetujui babak baru sanksi terhadap Rusia, kali ini menargetkan ekspor emasnya, serta individu dan entitas.
Langkah tersebut, yang disepakati oleh para pemimpin dunia pada KTT G7 baru-baru ini, menandai paket hukuman ketujuh menyusul larangan sebagian besar impor minyak Rusia pada bulan Juni.
Sanksi baru juga akan membuat aset di bank terbesar Rusia, Sberbank, dibekukan dengan beberapa nama lagi ditambahkan ke daftar hitam.
Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan langkah-langkah itu akan membantu menegakkan sanksi sebelumnya secara lebih efektif dan memperpanjangnya hingga Januari 2023.