Merangkak Naik
Bila dicermati peta sebaran kasus harian Covid-19 di Indonesia, maka kasus harian tembus angka 5 ribu terakhir kali pada 24 Maret 2022, tepatnya 5.808 orang.
Setelah itu, kasus harian infeksi Virus Corona kurang dari 5 ribu. Misalnya, pada 25 Maret 2022 jumlah kasus 4.857. Selanjutnya, jumlah kasus terus menurun.
Hal ini tercermin dari bentuk grafik yang melandai pada rentang waktu bulan April hingga awal Juni. Pada kurun waktu itu, kasus harian berkisar tiga ratusan hingga empat ratusan. Namun, pada pertengaham bulan Juni, kasus harian kembali meningkat perlahan-lahan.
Pada 15 Juni 2022, kasus harian bertambah 1.242. Artinya, kasus harian yang semula di angka ratusan, mulai menanjak ke angka ribuan. Kemudian, pada 18 Juli kasus Covid-19 bertambah 3.393. Selanjutnya, pada 16 Juli 4.329.
Memang, Juru bicara (jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan, bahwa kasus Covid-19 di Indonesia meningkat enam kali lipat dibanding bulan Juni.
Dia memerinci bahwa terdapat penambahan kasus harian mencapai 3.361 konfirmasi positif pada Selasa (12/7/2022).
"Angka ini meningkat enam kali lipat dibanding tepat sebulan lalu atau 12 Juni 2022 yang mencatatkan sebanyak 551 kasus konfirmasi positif," katanya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (13/7/2022).
Wiku menegaskan, Pulau Jawa dan Bali menyumbang kasus harian terbanyak secara nasional.
“Pulau Jawa dan Bali menyumbang kasus harian positif Covid-19 sebesar 95,45 persen dari total kasus berasal dari pulau Jawa-Bali,” katanya, dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (13/7/2022).
Berdasarkan Satgas Penanganan Covid-19 tercatat bahwa penambahan kasus positif harian di Pulau Jawa Bali pada 12 Juli 2022 berada di angka 3.028 kasus dengan kontribusi terhadap kasus positif nasional mencapai 95,45 persen.
Adapun, untuk jumlah total kasus positif di luar Jawa-Bali mencapai 153 dengan kontribusi terhadap kasus positif nasional mencapai 4,55 persen.
Disarankan, masyarakat makin aktif untuk melakukan vaksinasi, khususnya bagi yang sudah harus disuntik dosis penguat (booster).
Hal ini dikarenakan, penyuntikan booster cenderung stagnan dengan cakupan tertinggi berasal dari Bali mencapai 58 persen.
“Setelah Bali disusul DKI Jakarta, Kepulauan Riau, D.I Yogyakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur tetapi belum mencapai 50 persen. Bahkan, 28 dari 34 provinsi di Indonesia cakupannya masih di bawah 30 persen,” tutur Wiku.